Jumat, 10 Juli 2015

PERINTAH BERPEDOMAN PADA HADITS

Tidak ada komentar:
Seluruh umat Islam telah menerima paham, bahwa Hadits Rasulullah saw itu sebagai pedoman hidup yang utama setelah Al-Quran. Tingkah laku manusia yang tidak ditegaskan ketentuan hukumnya, tidak diterangkan cara mengamalkannya, tidak diperincikan menurut petunjuk dalil yang masih utuh, tidak dikhususkan menurut petunjuk ayat yang masih mutlak dalam Al-Qur’an, hendaklah dicarikan penyelesaiannya dalam al-Hadits.

Andaikata usaha ini mengala ini kegagalan, disebabkan oleh tingkah laku yang akan dicarikan ketentuan hukum dan cara mengamalkannya itu benar-benar belum pernah terjadi di masa Rasulullah saw hingga memerlukan ijtihad baru untuk menghindari kevakuman hukum dan kebekuan beramal, baru dialihkan untuk mencari pedoman yang lain yang dibenarkan oleh syari’at, baik pedoman tersebut berupa ijtihad perseorangan maupun ijtihad kelompok yang terealisir dalam hentuk ijma Ulama atau pedoman-pedoman yang lain, asal tidak berlawanan dengan jiwa syari’at.

Sejarah telah mencatat, bahwa Rasulullah saw menyatakan kegembiraannya dan syukur kepada Allah, atas bai’at Mu’adz bin Jabal, seorang sahahat yang diangkat menjadi duta penuh untuk negeri Yaman, bahwa ia akan berpedoman kepada Al-Qur’an, kemudian Al-Hadits dan akhirnya ijtihadnya sendiri dengan sabdanya: 

الحمدالله الذى وفق رسول رسول الله الى مايرضى رسول الله

“(Kuucapkan syukur) Alhamdulillah kepada Allah yang telah membimbing duta Rasulullah kepada apa yang diridlai oleh Rasulullah. (Riwayat Bukhari-Muslim)

Lebin tegas lagi, Allan sebagai dzat yang mengutus Rasulullah untuk menyampaikan amanat-Nya kepada umat manusia, memerintahkan kepada kita semua agar berpegang teguh-teguh kepada apa yang disampaikan oleh Rasul-Nya, Sebagaimana yang termaktub dalam surat Al-Hasyr: 7. 

وَمَا آتَاكُمُ الرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهَاكُمْ عَنْهُ فَانْتَهُوا ۚ

“Apa-apa yang disampaikan Rasulullah kepadamu terimalah, dan apa-apa yang dilarangnya bagimu, tinggalkanlah.” (Al-Hasyr: 7)

Ayat Al-Qur’ an yang semakna dengan ayat tersebut, tidak Sedikit jumlahnya seperti : Qs. Ali Imran : 31, Qs. An-Nisa : 58, 64 dan 70

قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ

Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Qs. Al Imran : 31)

إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُكُمْ أَنْ تُؤَدُّوا الْأَمَانَاتِ إِلَىٰ أَهْلِهَا وَإِذَا حَكَمْتُمْ بَيْنَ النَّاسِ أَنْ تَحْكُمُوا بِالْعَدْلِ ۚ إِنَّ اللَّهَ نِعِمَّا يَعِظُكُمْ بِهِ ۗ إِنَّ اللَّهَ كَانَ سَمِيعًا بَصِيرًا

Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat. (Qs. An-Nisa : 58)

وَمَا أَرْسَلْنَا مِنْ رَسُولٍ إِلَّا لِيُطَاعَ بِإِذْنِ اللَّهِ ۚ وَلَوْ أَنَّهُمْ إِذْ ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ جَاءُوكَ فَاسْتَغْفَرُوا اللَّهَ وَاسْتَغْفَرَ لَهُمُ الرَّسُولُ لَوَجَدُوا اللَّهَ تَوَّابًا رَحِيمًا

Dan Kami tidak mengutus seseorang rasul melainkan untuk ditaati dengan seizin Allah. Sesungguhnya jikalau mereka ketika menganiaya dirinya datang kepadamu, lalu memohon ampun kepada Allah, dan Rasulpun memohonkan ampun untuk mereka, tentulah mereka mendapati Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang. (Qs. An-Nisa : 64)

وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَالرَّسُولَ فَأُولَٰئِكَ مَعَ الَّذِينَ أَنْعَمَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّينَ وَالصِّدِّيقِينَ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِينَ ۚ وَحَسُنَ أُولَٰئِكَ رَفِيقًاذَٰلِكَ الْفَضْلُ مِنَ اللَّهِ ۚ وَكَفَىٰ بِاللَّهِ عَلِيمًا

Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu: Nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya. Yang demikian itu adalah karunia dari Allah, dan Allah cukup mengetahui. (Qs. An-Nisa : 69-70)
Rasulullah saw memberitahukan kepada umatnya, bahwa di samping Al-Qur’an, juga masih terdapat suatu pedoman yang sejenis dengan Al-Qur’an, untuk tempat berpijak dan pandangan, sabdanya: 

الاوانى اتيت القران ومشله

“Wahai umatku! Sungguh aku diberi Al-Qur’an dan yang menyamainya. (Riwayat Abu Dawud, Ahmad dan At-Thrmudzy) – kelengkapannya periksa musnad Ahmad IV : 130, Sunan Abu Daud IV : 328 dan Sunan Turmudzy II : 111


Tidak ragu lagi bahwa yang menyamai (semisal) Al-Qur’an di sini ialah Al-Hadits merupakan pedoman untuk diamalkan dan ditaati sejajar dengan Al-Qur’ an.


Allahu 'alam....


[Dinukil dari buku "Musthalahul Hadits, Dr. Farthur Rahman]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
back to top