Jumat, 17 Juli 2015

PENGERTIAN SANAD

Tidak ada komentar:

1. Arti Sanad 

Sanad atau thariq, ialah jalan yang dapat menghubungkan matnul Hadits kepada junjungan kita Nabi Muhammad saw Misalnya seperti kata Al-Bukhari: 

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى قَالَ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْوَهَّابِ الثَّقَفِيُّ قَالَ حَدَّثَنَا أَيُّوبُ عَنْ أَبِي قِلَابَةَ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ ثَلَاثٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ وَجَدَ حَلَاوَةَ الْإِيمَانِ أَنْ يَكُونَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا سِوَاهُمَا وَأَنْ يُحِبَّ الْمَرْءَ لَا يُحِبُّهُ إِلَّا لِلَّهِ وَأَنْ يَكْرَهَ أَنْ يَعُودَ فِي الْكُفْرِ كَمَا يَكْرَهُ أَنْ يُقْذَفَ فِي النَّارِ

“Telah memberitakan kepadaku Muhammad bin al-Mutsanna, ujarnya: ‘Abdul-Wahhab ats-Tsaqafy telah mengabarkan kepadaku, ujarnya: Telah bercerita kepadaku Ayyub atas pemberitaan Abi Qilabah dari Anas dari Nabi Muhammad saw, sabdanya: Tiga perkara, yang barang siapa mengamalkannya niscaya memperoleh kelezatan iman.


Yakni: (1) Allah dan Rasul-Nya hendaknya lebih dicintai daripada selainnya. (2) Kecintaannya kepada seseorang, tak lain karena Allah semata-mata dan (3) Keengganannya kembali kepada kekufuran, seperti keengganannya dicanpakkan ke neraka” 

Maka matnul Hadits “Tsalatsun” sampai dengan “an yuqdzafa finnar” diterima oleh Al-Bukhari melalui sanad pertama Muhammad ibnu Al-Mutsanna, sanad kedua Abdul Wahhab Ats-Tsaqafy, sanad ketiga Ayyub, sanad keempat Abi Qilahah dan seterusnya sampai sanad yang terakhir, Anas ra. Seorang sahabat yang langsung menerima sendiri dari Nabi Muhammad saw

Dalam hal ini juga dapat dikatakan bahwa sabda Nabi tersebut disampaikan oleh sahabat Anas ra, sebagai rawi pertama. kepada Abu Qilabah kemudian Abu Qilabah sebagai rawi kedua menyampaikan kepada Ats-Tsaqafy, dan Ats-Tsaqafy Sebagai rawi ketiga menyampaikan kepada Muhammad Ibnul Mutsanna, hingga sampai kepada Al-Bukhari sebagai rawi terakhir. 

Dengan demikian Al-Bukhari itu menjadi sanad pertama dan rawi terakhir bagi kita.

Dalam bidang ilmu Hadits sanad itu merupakan neraca untuk menimbang shahih atau dla’ifnya suatu Hadits. Andaikata salah seorang dalam sanad-sanad itu ada yang fasik atau yang tertuduh dusta maka, dla’iflah Hadits itu hingga tak dapat dijadikan hujjah untuk menetapkan suatu hukum. 

II. Arti ISNAD, MUSNID dan MUSNAD 

Usaha seseorang ahli Hadits dalam menerangkan suatu Hadits yang diikutinya dengan penjelasan kepada siapa Hadits itu disandarkan, disebut meng-isnad-kan Hadits. Hadits yang telah diisnadkan oleh si-musnid (orang yang mengisnadkan) disebut dengan Hadits MUSNAD. Misalnya musnad Asy-Syihhab dan musnad Al-Firdaus, merupakan kumpulan hadits yang telah diisnadkan oleh Asy-Syihhab dan Al-Firdaus. 

Lain daripada itu Musnad dapat juga berarti: 

a. hadits yang marfu lagi muttashil (sanadnya bersambung-sambung)

b. Nama Kitab yang menghimpun seluruh Hadits yang diriwayatkan oleh para sahabat. 

Dalam Kitab Musnad ini, nama sahabatlah yang diketengahkan sebagai maudlu. Semua Hadits yang diriwayatkan oleh seorang sahabat terhimpun dalam satu kelompok, tanpa diklasifikasikan isinya dan tanpa disisihkan antara Hadits yang shahih dan dla’if. Setelah selesai dituliskan semua Hadits dan Seorang sahabat, barulah beralih kepada Hadits-hadits seorang sahabat yang lain dalam keadaan yang sama. Di Samping dengan mudah dapat diketahui jumlah Hadits yang diriwayatkan oleh seorang sahabat, terdapat juga kesulitan dalam sistem Kitab Musnad ini, bila kita hendak mencari Hadits-hadits yang menjadi dalil suatu masalah tertentu. 

Misalnya hendak mencari Hadits-hadits yang menjadi dalil wajibnya wudlu, terpaksa harus membaca Kitab tersebut dan awal sampai akhir. 

Contoh Kitab Musnad antara lain, ialah: Musnad Ahmad bin Hanbal, Asy-Syaibani dan Musnad Ishaq bin Rahawaih Al-Handhaly.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
back to top