Sabtu, 11 Juli 2015

ISTRI ATAU TUNANGAN?

Tidak ada komentar:

Lagi-lagi Matius membuat pernyataan yang unik, tidak masuk akal dan tentu saja dibuat-buat (kalau tidak ingin dikatakan keliru). Coba saja perhatikan baik-baik (yang MM warnai) tulisannya dalam Matius 1:19-24

1:19 Karena Yusuf suaminya, seorang yang tulus hati dan tidak mau mencemarkan nama isterinya di muka umum, ia bermaksud menceraikannya dengan diam-diam.

1:20 Tetapi ketika ia mempertimbangkan maksud itu, malaikat Tuhan nampak kepadanya dalam mimpi dan berkata: "Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isterimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus.

1:21 Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka."

1:22 Hal itu terjadi supaya genaplah yang difirmankan Tuhan oleh nabi:

1:23 "Sesungguhnya, anak dara itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki, dan mereka akan menamakan Dia Imanuel" --yang berarti: Allah menyertai kita.

1:24 Sesudah bangun dari tidurnya, Yusuf berbuat seperti yang diperintahkan malaikat Tuhan itu kepadanya. Ia mengambil Maria sebagai isterinya.

Dalam Matius 1:19, disebutkan bahwa Yusuf adalah SUAMI Maria, dan ia hendak menceraikan Maria (isterinya) sebab ketahuan hamil. Namun setelah menimbang-nimbang dan Malaikat menjelaskan perihal Maria dalam mimpi, maka Yusuf pun MENIKAHI Maria ketika bangun tidur.

Apa yang aneh?

Masa suami menikahi isteri-nya? Bukankah lebih masuk akal kalau waktu itu mereka sedang pacaran, tunangan atau sejenisnya. Dan entah penerjemah yang mana yang telah mengeditnya sebab dalam BIS (Alkitab Bahasa Indonesia sehari-hari) ditulis demikian :

Yusuf, tunangannya itu, adalah seorang yang selalu mentaati hukum agama. Jadi ia mau memutuskan pertunangannya, tetapi dengan diam-diam, supaya Maria tidak mendapat malu di muka umum. [Matius 1:19 BIS]

Kita lihat dalam bahasa Inggris

Then Joseph her husband, being a just man, and not willing to make her a publick example, was minded to put her away privily. [Matthew 1:19 KJV]

Mungkin ada misionaris yang bilang bahwa itu mungkin kesalahan penerjemah dan statusnya tidak terlalu penting, sebab yang terpenting adalah kabar keselamatan yang dibawa oleh Jesus. Tapi, pernahkah para misionaris itu berpikir, jika hal kecil saja dianggap kesalahan sepele.. bagaimana hal yang lebih besar tidak mengalami distorsi?

Untuk hal ini, benarlah kata Alqur’an bahwa mereka itu sesunggunya buta dan tuli.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
back to top