Dulu waktu saya masih aktif dialog lintas agama, saya sering mendapatkan pertanyaan : “Benarkah Nabi Muhammad wafat diracun? Kok bisa seorang Nabi tewas dengan cara itu, apakah Tuhan tidak memberitahukan bahwa makanan yang akan disantapnya mengandung racun?”
Hal ini wajar saja
dipertanyakan, mengingat banyak hadits-hadits shahih yang menceritakan itu.
Namun benarkah Rasulullah wafat akibat diracun? Sahihkah hadits-haditsnya? Saya
sudah mengumpulkan hadits-haditsnya disini
Orang Kristen sering
mengukur kenabian dan keshalehan seseorang melalui mukjizat-mukjizatnya. Jadi
menurut pemahaman mereka, seorang Nabi itu haruslah sakti mandraguna, kebal
bacok, terbang di udara, berjalan di atas air dan menghilang seperti kabut
tertimpa sinar matahari. Seandainya dia tidak memiliki kesaktian berarti
kenabiannya dianggap PALSU. Padahal dalam kitab mereka sendiri (Injil)
disebutkan bahwa Nabi-Nabi Palsupun dapat melakukan mukjizat. Kalau begitu apa
bedanya mereka dengan Nabi asli jika patokan kenabian sejati diukur dari
kesaktiannya?
Sebab
Mesias-mesias palsu dan nabi-nabi palsu akan muncul dan mereka akan mengadakan
tanda-tanda yang dahsyat dan mujizat-mujizat, sehingga sekiranya mungkin,
mereka menyesatkan orang-orang pilihan juga. [Matius
24:24]
Nabi hanyalah manusia
biasa seperti kita yang bisa lapar, haus, sakit perut dan lain sebagainya. Yang
menjadi pembeda hanyalah “Mereka menerima wahyu dari Tuhan sementara kita
tidak”. Hal ini dijelaskan dalam Alqur’an : Katakanlah
(Hai Muhammad) : "Bahwasanya aku hanyalah seorang manusia seperti kamu,
diwahyukan kepadaku bahwasanya Tuhan kamu adalah Tuhan yang Maha Esa, maka
tetaplah pada jalan yang lurus menuju kepadaNya dan mohonlah ampun kepadaNya.
Dan kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang mempersekutukan-Nya, (Qs.
Fushilaat:6)
Masalah mukjizat pun
mereka tidak bisa semaunya melakukan. Contoh : Musa yang tidak bisa membuat
ular setiap waktu dari tongkatnya, atau Jesus yang tidak bisa menghidupkan
manusia semau hatinya. Jika Jesus bisa menghidupkan orang mati semau hatinya,
tentu dia akan menghidupkan orang-orang yang lebih penting ketimbang Lazarus,
yaitu Yohanes pembaptis, Musa, daud, dll.
Disamping itu, ada
banyak nabi-nabi yang diceritakan oleh alkitab tidak memiliki kesaktian sama
sekali seperti Yohanes pembaptis, Ishaq, Yakub, Ibrahim, Samuel, Natan, Daud,
Yeremia, Dll. Tapi toh mereka tetap dikatakan seorang Nabi, tidak lantas di
sebut sebagai nabi palsu. Bahkan dari beberapa nabi itu tewas secara
mengenaskan.
Islam tidak pernah
membuat patokan bahwa seorang Nabi haruslah sakti, sebab Islam menilai kenabian
seseorang itu bukan berdasarkan kesaktian, tapi berdasarkan Risalah (ajaran) yang
mereka bawa. Kalau kesaktian yang jadi ukuran, maka terlalu banyak orang-orang
yang bukan nabi bisa melakukan keajaiban-keajaiban.
Berikut data yang
digunakan oleh orang-orang Non-Muslim tentang kewafatan Rasulullah oleh Racun.
Namun perhatikan baik-baik tulisan yang saya beri warna sebab akan dijelaskan
nanti dibawah.
POIN 1.
Ibnu Sa'ad, dalam sirah-nya "Kitab al-Tabaqat al-Kabir" V2 p.249 menuliskan
: Rasul Allah dan sahabat-sahabatnya makan daging
itu. Daging (kambing) itu berkata: “Aku diracuni.” Dia (Muhammad)
berkata kepada para sahabatnya, “Tahan tanganmu! Karena daging ini telah
mengatakan padaku bahwa dirinya diracuni!” Mereka lalu membuang daging-daging itu dari tangannya,
tapi Bishr Ibn Al-Bara mati. Rasulullah meminta dia
(wanita Yahudi) dihadapkan kepadanya dan dia bertanya padanya, ”Apa yang
membuatmu melakukan hal itu?” Dia menjawab, “Aku ingin tahu apakah kau
benar-benar seorang nabi, yang jika memang benar maka racun ini tidak akan
mengganggumu, dan jika kau ternyata seorang raja, maka aku akan dapat
membebaskan masyarakat dari dirimu. Muhammad
mengeluarkan peritah dan dia pun dihukum mati
POIN 2.
Ibnu Sa'ad, p.251, 252 : ….Rasulullah menyuruh memanggil Zaynab dan berkata
padanya, “Apa yang membuatmu melakukan apa yang kau telah lakukan?” Dia
menjawab : “Kau telah lakukan pada masyarakatku apa yang telah kau lakukan. Kau
telah membunuh ayahku, pamanku, suamiku, aku berkata pada diriku sendiri, “Jika
kau adalah seorang nabi, kaki depan itu akan memberitahumu, dan yang telah
berkata, ‘Jika kau seorang raja, kami akan mengenyahkanmu” ..Rasul Allah hidup sampai tiga tahu setelah itu sampai
racun itu menyebabkan rasa sakit sehingga ia wafat. Selama sakitnya dia
biasa berkata, “Aku tidak pernah berhenti mengamati akibat dari daging
(beracun) yang kumakan di Khaibar dan aku menderita beberapa kali (dari akibat
racun itu) tapi sekarang kurasa tiba saatnya batang nadiku terputus.”
POINT3.
Sahih Bukhari 53:394 ; Dikisahkan oleh Abu Hurairah : …Dia bertanya, ”Apakah
kau telah meracuni sup domba ini?” Mereka menjawab, ”Ya”. Dia bertanya, ”Mengapa
kau lakukan itu?” Mereka menjawab, “Kami ingin tahu jika kau ini pembohong dan
kalau kau memang pembohong, kami akan menyingkirkanmu, dan jika kau memang
adalah seorang nabi, maka racun itu tidak akan mempan pada dirimu.”
POINT 4.
Tabari v 8, p.123, 124 : Ketika Rasul Allah beristirahat dari pekerjaannya,
Zaynab binti al-Harith, istri dari Sallam bin Mishkam, menyajikan baginya sebuah daging domba bakar. Dia telah bertanya
sebelumnya bagian domba manakah yang paling disukai Rasul Allah dan diberitahu
bagian kaki depannya. Lalu dia membubuhi bagian itu dengan racun, dan dia juga
meracuni bagian lainnya. Setelah itu dia menghidangkan daging itu. Ketika
daging itu disajikan di hadapan Rasul Allah, dia mengambil bagian kaki depannya
dan mengunyah sebagian kecil, tapi tidak ditelannya. Di sebelah dia terdapat
Bishr bin al-Bara bin Marur yang seperti Rasulullah juga mengambil bagian
daging itu. Akan tetapi Bishr menelan daging itu ketika sang Rasul Allah
memuntahkan daging dan berkata, “Tulang ini memberitahu diriku bahwa ia
diracuni.” Dia bertanya, “Apa yang membuatmu melakukan ini?” Wanita itu
menjawab, “Bagaimana kau telah memperlakukan masyarakatku sudah nyata di
hadapanmu. Jadi aku berkata, “Jika dia memang benar-benar nabi, maka dia akan
diberitahu; tapi jika dia seorang raja, maka aku akan dapat menyingkirkannya.” Sang Nabi mengampuninya. Bishr mati karena daging
yang dimakannya.
TANGGAPAN
Sebenarnya dikalangan
umat Islam sendiri ada semacam pro dan kontra akan kesahihan cerita ini sebab
sebagian lain yakin bahwa Rasulullah wafat akibat sakit demam yang tinggi
seperti Hadis yang diriwayatkan Abdullah bin Masud ra, ia berkata: Aku masuk menemui Rasulullah saw. ketika beliau sedang
menderita penyakit demam lalu aku mengusap beliau dengan tanganku dan berkata:
Wahai Rasulullah! Sesungguhnya engkau benar-benar terjangkit demam yang sangat
parah. Rasulullah saw. bersabda: Ya, sesungguhnya aku juga mengidap demam
seperti yang dialami oleh dua orang di antara kamu. (Shahih Muslim)
KEJANGGALAN
CERITA
Berikut kejanggalan
yang perlu kita perhatikan baik-baik dari point-point yang telah saya tulis
diatas.
1. Dalam bentuk apa
daging itu dihidangkan pada Rasulullah? A. Sup
domba (lihat no. 3) atau B. Domba panggang
(Lihat no. 4)?
2. Dengan siapa
Rasulullah menyantap daging itu? A. Ramai-ramai
dengan para sahabatnya (lihat no. 1) atau B.
HANYA dengan Bishri (lihat no.4)
3. Berapa orang yang
meracuni nabi? A. hanya Zainab (Lihat no. 4)
atau B. Beberapa orang (lihat no. 3) atau C. komplotan Jahudi Khaibar (hadits di bawah nanti)
4. Siapa yang
memberitahu nabi bahwa daging itu diracuni? A.
Daging itu (lihat no. 1) atau B. Tulang
daging itu (lihat no. 4)
5. Apa yang dilakukan
Rasul setelah mengetahui bahwa wanita itu nyaris saja membunuh beliau dan para
sahabatnya? A. Menghukum mati (Lihat No.1)
atau B. Mengampuninya (lihat No. 4)
KEJANGGALAN
MENURUT LOGIKA
1. Bagaimana mungkin
Rasulullah menerima hadiah makanan dari seorang wanita Yahudi yang tanahnya
tengah di perangi dan keluarganya terbunuh? Bukankah ini mengherankan sekaligus
mengandung resiko yang sangat fatal pembunuhan melalui racun.
2. Menurut sebagian
riwayat Yahudi yang berada di Khaibar adalah dari suku Bani Qainuqa dan
Khuraizah yang dulu sempat diusir Rasulullah dari tanah Madinah karena
pengkhianatan yang mereka lakukan (bahkan sebagian dihukum mati), jadi sangat
tidak masuk akal seorang jendral sekelas Rasulullah tidak memiliki kecurigaan
apalagi beliau tahu bahwa ayah dan suami Zainab binti Al-Harits adalah salah
sekian dari Yahudi yang dihukum mati di Madinah.
3. Adanya 2 hadits
diatas tentang siapa yang membubuhkan racun itu, apakah Zainab seorang diri
ataukah komplotan orang-orang Yahudi? Membuat riwayat ini seperti kabar burung yang disampaikan oleh orang-orang yang tidak
berada di lokasi pada waktu itu (bukan saksi mata). Apalagi dalam sebuah hadits
diceritakan bahwa Daging itu diperuntukan untuk Rasulullah dan Abu Bakar, tentu
seharusnya Abu Bakarpun mengalami hal yang sama. Lihat di koleksi haditsnya
Disini
4. Mungkin ada yang
beranggapan bahwa rencana itu dilakukan oleh komplotan Yahudi, sementara Zainab
Binti Al-Harits hanyalah pelaksana. Namun, anggapan ini batil mengingat ada 2
hadits yang sangat kontradiksi menceritakan bahwa perempuan ini di maafkan, dan
perempuan ini dibunuh. Dan seandainya ini adalah rencana jahat sebuah
komplotan, tentu bukan hanya perempuan itu yang dibunuh (diqishash) melainkan
seluruh komplotan tersebut. Dan bisa saja, Rasul mengulang kembali kebijakan di
Madinah dulu (waktu pengusiran kabilah Qaniuqa dan Khuraizah) yaitu membunuh semua laki-laki dewasa. Tapi
ini tidak dilakukan, membuat cerita ini menggantung.
5. Hadits-hadits
diatas bercerita bahwa nabi makan bersama para sahabatnya. Seharusnya, orang
yang mengalami efek racun bukan hanya Nabi, melainkan sahabat-sahabat beliau yang
ikut dalam perang Khaibar seperti Abu Bakar, Umar, Ustman, Ali, Khalid, dan
lain sebagainya. Tapi bagaimana bisa hadits ini hanya menceritakan Nabi saja
yang mengalami efek keracunan itu seperti yang dikatakan Anas Bin Malik : “Aku
melihat bekas racun itu di anak lidah Rasulullah”
6. Perhatikan no. 2,
wanita Jahudi itu berkata :“Jika kau adalah seorang nabi, kaki depan itu akan
memberitahumu". Tebak, darimana wanita Jahudi itu punya pikiran konyol
seperti itu? Sejak kapan ia mempercayai bahwa sepotong daging bisa berbicara
layaknya manusia? Mugkin akan lain ceritanya jika ia berbicara “Tuhan atau
Jibril akan memberitahumu”.
6. Perang Khaibar
terjadi pada tahun 628 M (tahun ke 7 H) sedangkan Rasulullah wafat tahun 632 M,
berarti ada jarak 3-4 tahun beliau hidup setelah memakan racun tersebut (Ingat,
beliau tidak sampai menelannya). Dalam masa 3-4 tahun itu beliau hidup normal,
menikah, memimpin beberapa peperangan, menaklukkan kota Mekah dan melakukan
ibadah haji. Mungkinkah orang keracunan akan melakukan hal-hal seperti ini?
7. Dalam sebuah hadits,
Rasul melakukan bekam jika pengaruh racun itu terasa : Ibnu Abbas menuturkan, “Apabila Rasulullah merasakan
sesuatu dari racun itu, beliau melakukan bekam. Suatu kali beliau sedang
bepergian, ketika melakukan ihram beliau merasakan pengaruh racun tersebut,
lantas beliau berbekam.
Pertanyaannya : Sejak
kapan bekam disebut sebagai anti atau penetralisir racun?
Bahkan dalam banyak
hadits Rasulullah bersabda bahwa manfaat Habatussauda dan kurma Ajwah adalah
sebagai pengobat racun.
Nabi shallallahu
'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya
habbatus sauda' ini adalah obat dari segala macam penyakit kecuali saam."
Aku bertanya; "Apakah saam itu?" beliau menjawab:
"Kematian." [Bukari No. 5255]
Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa
setiap pagi mengkonsumsi tujuh butir kurma 'Ajwah, maka pada hari itu ia akan
terhindar dari racun dan sihir." [Bukhari No. 5025]
Abu
Hurairah ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Al
'Ajwah bersasal dari surga, di dalamnya mengandung kesembuhan untuk penyakit
racun. [Tirmidzi, No. 1992]
Apa sabda nabi
tentang khasiat habatusauda dan kurma Ajwah ini sekedar sabda kosong belaka
yang ia sendiripun tidak menggunakannya saat mengalami keracunanan?
Bahkan Rasulullah
tidak pernah meninggalkan kebiasaan beliau memakan kurma : Aisyah radliallahu 'anha dia berkata; "Keluarga
Muhammad tidak pernah makan hingga dua kali dalam sehari melainkan salah
satunya dengan makan kurma." [Bukhari, No. 5974]
KESAKSIAN
HADITS-HADITS LAIN
Dari Ibn Sa’d halaman
251, 252: Ketika Rasul Allah mengalahkan Khaibar dan dia merasa lapar, Zaynab Bint al-Harith (Bint al-Harith adalah
saudara laki-laki Marhab), yang merupakan istri dari Sallam Ibn Mishkam
bertanya, “Bagian kambing manakah yang disukai Muhammad?” Mereka berkata, “Kaki
depan.” Maka dia pun memotong satu dari kambing-kambingnya dan memasak
(dagingnya). Lalu dia membubuhi racun yang sangat kuat. Rasul Allah mengambil
kaki depan kambing, dia memasukkan sepotong daging ke dalam mulutnya. Bishr
mengambil sepotong tulang dan memasukannya ke dalam mulutnya. Ketika Rasul Allah memakan sepotong daging, Bishr memakan
daging kambingnya dan orang-orang lain pun makan daging kambing itu.
Lalu Rasul Allah
berkata, ”Tahan tangan-tangan kalian! Karena kaki depan kambing ini
memberitahuku bahwa ia diracuni. Mendengar itu Bishr berkata, “Demi Dia yang
membuatmu besar! Aku ketahui akan hal itu dari daging yang kumakan. Tiada yang mencegahku untuk memuntahkannya, karena aku
tidak mau membuat makananmu tampak tidak enak. Ketika
kau memakan daging yang tadi ada di mulutmu, aku tidak mau hidup jika kau tidak
selamat, dan kukira kau tidak akan memakannya jika memang ada sesuatu
yang salah”.
Bishr tidak beranjak
dari tempat duduknya tapi warna kulitnya berubah jadi
“taylsan” (warna kain hijau). Rasul Allah menyuruh memanggil Zaynab dan
berkata padanya, “Apa yang membuatmu melakukan apa yang kau telah lakukan?”. Dia
menjawab, “Kau telah lakukan pada masyarakatku apa yang telah kau lakukan. Kau
telah membunuh ayahku, pamanku, suamiku, aku berkata pada diriku sendiri, ‘Jika
kau adalah seorang nabi, kaki depan itu akan memberitahumu, dan yang telah
berkata, Jika kau seorang raja, kami akan mengenyahkanmu.”
Dari Sirah yang
ditulis Ibnu Sa’ad ini justru malah membuat cerita semakin janggal. Diantaranya
:
1. Dan orang-orang
lain pun makan daging kambing itu. Artinya, tentu orang yang mengalami efek
racun bukan hanya Rasulullah dan Bisyr, tapi akan ada banyak sahabat lain yang
roboh atau mengalami radang tenggorokan selama 3 tahun seperti yang dialami
oleh Rasulullah. Namun ribuan hadits dan puluhan Sirah Nabawiyah tidak terdapat
seorangpun sahabat yang ikut perang Khaibar memiliki efek racun tersebut.
2. Bishr berkata, ”Demi
Dia yang membuatmu besar! Aku ketahui akan hal itu dari daging yang kumakan. Tiada yang mencegahku untuk memuntahkannya, karena aku
tidak mau membuat makananmu tampak tidak enak. Ketika kau memakan daging
yang tadi ada di mulutmu, aku tidak mau hidup jika kau tidak selamat, dan
kukira kau tidak akan memakannya jika memang ada sesuatu yang salah.”
Menurut saya, ini
adalah ALASAN YANG SANGAT ANEH... kecintaan seorang sahabat kepada Nabi itu
melebihi kecintaannya kepada diri sendiri, ini terbukti dari banyaknya sahabat
yang pasang badan ketika Rasulullah dihujani panah, atau diancam agar keluar
dari Islam.
Bishri tau bahwa
daging itu beracun tapi tidak mau memuntahkannya dengan alasan “Tidak mau
merusak selera makan rasulullah”. Jika benar Bishri berkata seperti itu,
berarti dia menginginkan Nabi dan semua sahabatnya ikut mati. Tapi dilihat dari
ucapan selanjutnya yang mengatakan bahwa Tidak ingin nabi mati, seharusnya
Bishri yang lebih dulu mengatakan : Tahan tangan-tangan kalian karna daging ini
beracun…
3. Milihat Bishri
yang mati di tempat dengan warna kulit yang berubah menjadi hijau, tentu racun
itu sangat mematikan, jangankan di telan banyak, tercampur liur sedikitpun
pasti akan fatal akibatnya. Sayang sahabat yang ternyata dikatakan makan daging
itu, tidak ada yang sepeti Bishri mati ditempat atau tidak ada yang mengeluh
sakit seperti nabi dan wafat 1-4 tahun kemudian.Dan TERAMAT sayang, ketika
Rasulullah wafat, jasadnyapun tidak pernah diceritakan berwarna hijau atau
lebam akibat racun bahkan tidak ada riwayat bahwa mulut Rasul mengeluarkan busa
layaknya orang yang terkena racun.
4. Racun itu membuat
kulit Bisyr berwarna hijau. Pertanyaan saya, “Racun apa yang ada di dunia baik
saat itu maupun saat ini yang bisa membunuh manusia sepersekian menit dengan
meninggalkan tanda hijau di tubuh pemakannya?
Arsenik yang dikenal
racun terkuat saat ini pun, dahulu belum ditemukan dan tidak memiliki efek
sesadis itu (menghijaukan tubuh).
Dari Abu
Hurairah ra, dia berkata: Ketika Khaibar telah dibuka (ditaklukkan), Nabi saw
diberi hadiah yang daging kambing yang beracun. Lalu Nabi saw bersabda:
“Kumpulkanlah kepadaku orang-orang Yahudi di sini”. Maka mereka dikumpulkan
kepada beliau, dan beliau bersabda: “Aku hendak bertanya kepada kalian tentang
sesuatu, apakah kalian akan berjujur kepadaku?” … Mereka menjawab: “Ya wahai Ayah Qasim.”
Beliau bersabda: “Apakah kalian meletakkan
racun pada daging kambing ini?” Mereka menjawab:
“Ya”. Beliau bersabda: “Apakah yang mendorong kalian melakukan demikian?”
Mereka berkata: “Kami menghendaki, apabila engkau seorang pendusta (bukan nabi)
maka kami lega (oleh kematian Nabi), dan apabila engkau seorang nabi maka
tidaklah itu membahayakan bagi engkau.” (HR. Bukhari)
Ada beberapa hadits
serupa ini, lebih menggambarkan Nabi menerima hadiah tersebut namun belum
memakannya sama sekali karena beliau telah duluan tahu bahwa hadiahnya itu
beracun. Dan saya beranggapan bahwa ini cerita paling shahih dibanding riwayat
lain yang juga dianggap shahih. Alasannya adalah “KE-TIDAK ADA-AN” sahabat lain
(apalagi sahabat mashyur) yang memakan daging itu mengalami nasib seperti Bisyr
atau rusak tenggorokan seperti Nabi. Allahu ‘alam
Bagi muslim, tidak
ada yang mempermasalahkan bagaimana Rasulullah meninggal sebab beliau manusia
biasa seperti kita yang bisa saja wafat dengan cara apapun, sebab Aqidah muslim
adalah TIDAK pernah menuhankan Nabi Muhammad.
Alqur’an sendiri memberi
peringatan pada kita : “Muhammad itu tidak lain
hanyalah seorang rasul, sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang rasul.
Apakah Jika dia wafat atau dibunuh kamu berbalik ke belakang (murtad)?
Barangsiapa yang berbalik ke belakang, maka ia tidak dapat mendatangkan
mudharat kepada Allah sedikitpun, dan Allah akan memberi balasan kepada
orang-orang yang bersyukur. (Qs. Ali Imran : 144)
Allahu ‘alam....
Dari kisah-kisah itu Nampak bahwa peritiwanya ada dan terjadi. Sedangkan kejanggalan2 tsb tidak bias diterima karena rencana peracunan nabi pasti sudah dipersiapkan dengan matang sebelumnya sehingga yg melakukannya adalah wanita; racun sudah disiapkan. Kondisi saat itu nabi dalam keadaan lapar & bias saja tidak menyangka akan diracun. Sedangkan perkataan wanita bahwa dia hanya menguji nabi; adalah upaya wanita tsb untuk mencoba melepaskan diri saja. Daging yg berbicara hanya halusinasi nabi saja yg saat itu rasa dagingnya agak aneh. Terbukti dari bekasnya di lidah. Seolah2 daging berbicara tetapi indra perasanya yg memberi tahu. Seperti orang2 Kristen karismatik kalau ngomong selalu seperti itu. Umur nabi yg baru 63 tahun lebih mungkin diakibatkan komplikasi penyakit akibat racun itu daripada mati karena usia.
BalasHapusSaya sudah paparkan dengan panjang diatas mengenai ketiadaan sahabat2 utama nabi disisi beliau seperti : Abu Bakar, Umar, Utsman dan Ali.. menjadi kejanggalan tersendiri.
HapusLalu banyak sahabat yang ikut memakan, namun kenapa hanya Bisyr yg mati? kenapa hanya nabi yg memiliki bekas racun itu sementara sahabat-sahabat yang dikatakan ikut makan tidak pernah ada cerita mengalami nasib yang sama.
Zaynab Bint al-Harith (Bint al-Harith adalah saudara laki-laki Marhab), yang merupakan istri dari Sallam Ibn Mishkam bertanya, “Bagian kambing manakah yang disukai Muhammad?” Mereka berkata, “Kaki depan.” Maka dia pun memotong satu dari kambing-kambingnya dan memasak (dagingnya). Lalu dia membubuhi racun yang sangat kuat.
BalasHapusKenapa Zaynab bertanya "bagian manakah yang disukai Muhammad?" Ini bertujuan untuk memberikan racun HANYA pada bagian kaki depan nya. Dan sahabat Rasul pasti akan menyerahkan kaki depan nya kepada Muhammad.
Analisa anda bisa saja benar, tapi jika menilik hadits-hadits lain, nabi tidak pernah makan sendirian.. apa yang dia makan, pasti yang sahabat makan. dan satu hal, tradisi makan nabi tidak seperti kita yang tiap orang menggunakan satu piring.... tapi dalam sebuah nampan besar yang dikelilingi banyak orang. dengan kata lain, tradisi makan nabi adalah ramai-ramai dalam satu wadah.
HapusJangan lupa, Bisr dikabarkan mencolek daging paha itu duluan... artinya, tidak ada pengkhususan daging itu untuk nabi sebab siapapun bisa mengambilnya.
3. Adanya 2 hadits diatas tentang siapa yang membubuhkan racun itu, apakah Zainab seorang diri ataukah komplotan orang-orang Yahudi? Membuat riwayat ini seperti "KABAR BURUNG" yang disampaikan oleh "ORANG-ORANG" yang "TIDAK" berada di lokasi pada waktu itu ("BUKAN SAKSI MATA"). Apalagi dalam sebuah hadits diceritakan bahwa Daging itu diperuntukan untuk Rasulullah dan Abu Bakar, tentu seharusnya Abu Bakarpun mengalami hal yang sama. Lihat di koleksi haditsnya.....
BalasHapusSAMA HALNYA DENGAN ORANG-ORANG YG MENJADI SAKSI AHOK, SEBENARNYA BUKA SAKSI MATA, MEREKA ADALAH ORANG-ORANG YG TIDAK BERADA DILOKASI PADA WAKTU ITU, TAPI TOH DITERIMA OLEH HAKIM.
JADI IMTINYA TULISAN ITU BETUL WALAUPUN ADA SEDIKIT KONTRADIKSI, NAMUN KESAMAANNYA ADALAH NABI DIRACUN DAN MENINGGAL 3TH KEMUDIAN DG TUBUH DEMAM (EFEK DARI RACUN TSB)
Sudah saya paparkan betapa kacaunya kontradiksi itu... Efek racun dari 3 tahun lalu sangat mencurigakan, apalagi jenis racun yang ketika dimakan langsung mati seperti kasus Bisr... dan muka berubah menjadi sekian sekian.... hingga detik ini belum ada racun yg bila dikonsumsi secuil bisa memberi efek fatal seperti yg dialami Bisr. Jika dunia modern saja belum bisa membuat racun begitu dahsyatnya, apa racun dulu sedemikian hebatnya? Jenis racun apa?
Hapusmenurut saya bisa saja cerita ini benar.. knp?
BalasHapusmengingat muhammad adalah orang yang kuat, kekuatannya sama dengan kekuatan 30 orang. wajar jika racun tidak langsung membunuhnya.
tetapi berdasarkan pemaparan diatas sepertinya menunjukan memang muhammad mati karena racun.
Muhammad memiliki kekuatan 30 orang ini harus memiliki dalil. Beliau sama saja dengan manusia pada umumnya, sakit, terluka, dan mati.
HapusRiwayat di atas justru memeprtanyakan kebenarannya