Jumat, 17 Juli 2015

GELAR KEAHLIAN RAWI HADITS

Tidak ada komentar:


IV. GELAR KEAHLIAN BAGI IMAM-IMAM RAWI HADITS 

Para imam Hadits pada mendapat gelar keahlian dalam bidang ilmu Hadits sesuai dengan keahlian, kemahiran dan kemampuan menghafal beribu-ribu buah Hadits beserta ilmu-ilmunya. Gelar keahlian itu ialah sebagai berikut: 

1. Amirul Mu’minin Fil Hadits 

Gelaran ini sebenarnya diberikan kepada para khalifah setelah Khalifah Abu Bakar As-Shiddiq ra, Para khalifah diberikan gelaran demikian mengingat jawaban Nabi atas pertanyaan seorang sahabat tentang siapakah yang dikatakan khalifah, bahwa khalifah ialah orang-orang sepeninggal Nabi yang sama meriwayatkan Haditsnya. 

Para Muhadditsin di masa itu seolah-olah berfungsi khalifah dalam menyampaikan Sunnah. Mereka yang pada memperoleh gelaran ini antara lain: Syu’bah IbnulHajjaj, Sufyan Ats-Tsaury, Ishaq bin Rahawaih, Ahmad bin Hambal, Al-Bukhari, Ad-Daruquthny dan Imam Muslim. 

2. Al-Hakim 

Yaitu suatu gelar keahlian bagi imam-imam Hadits yang menguasai seluruh Hadits yang marwiyah (diriwayatkan), baik matan maupun sanadnya dan mengetahui ta’dil (terpuji) dan tajrib (tercela)-nya rawi-rawi. Setiap rawi diketahui sejarah hidupnya, perjalanannya, guru-guru dan sifat-sifatnya yang dapat diterima maupun yang ditolak. 

Beliau harus dapat menghafal Hadits lebih dan 300.000 Hadits beserta sanadnya. Para Muhadditsin yang mendapat gelaran ini antara lain: Ibnu Dinnar (meninggal 162 H), Al-Laits bin Sa’ ad, seorang mawali yang menderita buta di akhir hayatnya (meninggal 175 H), Imam Malik (179 H) dan Imam Syafi’i (204 H). 

3. Al-Hujjah 

Yaitu gelar keahlian bagi para imam yang sanggup menghafal 300.000 Hadits, baik matan, sanad, maupun perihal si rawi tentang keadilannya, kecacatannya, biografinya (riwayat hidupnya). Para Muhadditsin yang mendapat gelaran ini antara lain ialah: Hisyam bin ‘Urwah (meninggal 146 H), Abu Hudzail Muhammad bin Al-Walid (meninggal 149 H) dan Muhammad Abdullah bin ‘Amr (meninggal 242 H). 

4. Al-Hafidh

Ialah gelaran ahli Hadits yang dapat menshahihkan sanad dan matan Hadits dan dapat men-ta’dil-kan dan men-jarh-kan rawinya. Beliau harus menghafal Hadits-hadits shahih, mengetahui rawi yang waham (banyak purbasangka), ‘illat-’illat Hadits dan istilah-istilah para Muhadditsin. Menurut sebagian pendapat, Al-Hafidh itu harus mempunyai kapasitas menghafal 100.000 Hadits. Para Muhadditsin yang mendapat gelaran ini antara lain ialah: Al-Iraqy, Syarafuddin Ad-Dimyathi, Ibnu Hajar Al-Asqalany dan Ibnu Daqiqil’id. 

5. Al-Muhaddits 

Menurut Muhadditsin mutaqaddimin Al-Hafidh dan Al-Muhaddits itu searti.Tetapi menurut Mutaakhkhirin, Al-Hafidh itu lebih khusus daripada Al-Muhaddits. Kata At-Tajus Subhi: 

“Al-Muhaddits ialah orang yang dapat mengetahui sanad-sanad, ‘illat-’illat, nama-nama rijal (rawi-rawi), ‘ali (tinggi) dan nazil (rendah)-nya suatu Hadits, memahami Kutubus sittah, Musnad Ahmad, Sunan al-Baihaqy, Mu’jamu Thabarany dan menghafal Hadits sekurang-kurangnya 1000 buah. Muhadditsin yang mendapat gelaran ini antara lain ‘Atha bin Abi Ribah (seorang mufti masyarakat Mekah, wafat 115 H) dan Imam Az-Zabidy (salah seorang ulama yang mengikhtisharkan kitab Bukhari-Muslim).” 

6. Al-Musnid 

Yakni gelaran keahlian bagi orang yang meriwayatkan Hadits beserta sanadnya. Baik menguasai ilmunya maupun tidak. AlMusnid juga disebut dengan At-Thalib, Al-Mubtadi’ dan Ar-Rawi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
back to top