Selasa, 07 Juli 2015

MARYAM SAUDARA HARUN

Tidak ada komentar:

Salah satu ayat al-Qur’an yang sering dipertanyakan oleh Debater Kristen adalah surah Maryam : 27-28. Menurut mereka, Muhammad telah salah mengidentifikasi (salah orang) dengan menyebutkan bahwa yang melahirkan Yesus adalah Maryam adiknya Harun. Padahal jarak antara Musa dengan Yesus terpaut sekitar 15 abad. Dengan demikian, jika al-Qur’an benar-benar berasal dari Tuhan, secara logika mustahil Tuhan salah memberikan informasi, bukan? Begitulah kira-kira argumen final mereka.

Namun apakah benar demikian? Mari kita analisa kasusnya dengan membaca terlebih dahulu isi ayatnya.

Maka Maryam membawa anak itu kepada kaumnya dengan cara menggendongnya. Kaumnya berkata: "Hai Maryam, sesungguhnya kamu telah melakukan sesuatu yang amat mungkar. [Qs. Maryam : 27]

Hai saudara perempuan Harun, ayahmu sekali-kali bukanlah seorang yang jahat dan ibumu sekali-kali bukanlah seorang pezina" [Qs. Maryam : 28]

Tidak sedikit para Debater Muslim pun kewalahan mendapatkan pertanyaan tersebut, entah karena mereka belum mempelajarinya, entah karena ayat ini belum jelas bagi mereka. Bahkan sebagian para penafsir al-Qur’an pun berpendapat dengan cukup aneh sehingga tidak bisa menjawab persoalan ini secara final.

Mereka berkata, "Maryam dipanggil demikian karena ia adalah keturunan Harun."

Lantas apa yang dipahami oleh seorang MM menganai ayat di atas?

Sebenarnya ini adalah kasus yang mudah, jawabannya pun simpel dan tidak berbelit-belit. Ini hanyalah persoalan gaya bahasa.

Dalam kehidupan sehari-hari kita mengenal istilah plesetan, ironi, hiperbola, personifikasi, dan lain-lain... Meski kita tidak tahu apakah kalimat yang kita ucapkan ini jenis yang mana, tapi kita telah memakluminya.

Contoh : "Maaf, pak. Beginilah kondisi gubuk kami."

Kalimat di atas tidak berarti si pengucapp memiliki rumah reot yang atapnya masih terbuat dari pohon alang-alang. Kadang untuk merendahkan diri, seorang kaya raya dengan rumah mewah bertingkat pun mengucapkan kalimat seperti ini. Lantas apakah si pengucap bisa divonis sebagai orang yang salah memberikan informasi? Ataukah si pendengar saja yang tidak paham arah pembicaraannya? Tentu saja jawabannya adalah si pendengar tidak paham dengan maksud ucapan si pembicara.

Demikian pula ungkapan, "Hai saudara perempuan Harun" untuk memanggil (tepatnya menghardik) Maryam ibunda Yesus, itu adalah sebuah gaya bahasa yang sering pula kita dengar dalam kehidupan sehari-hari. Entah apanya namanya dalam tata bahasa Indonesia, tapi itu adalah sebuah ungkapan umum.

Alkisah... waktu masih sekolah dulu, MM memiliki teman bernama Ariel. Dalam beberapa kesempatan teman-teman suka sekali memplesetkan atau memanggilnya dengan sebutan Ariel Noah, padahal ia tidak memiliki hubungan darah dengan Ariel sang vokalis band Noah.

"Woy... Ariel Noah! Tungguin gue donk!" atau "Ariel, mana band lu? Nyanyi kek!" padahal ia tidak punya band. Atau "Kenalin nih bro, temen gue, namanya Ariel Noah." Dan seterusnya...

Paham kan maksudnya?

Ungkapan seperti itu tidak hanya dimiliki oleh tata bahasa Indonesia, bahasa lain pun memilikinya, namun MM tidak tau persis nama istilahnya. Yang jelas, al-Qur’an menceritakan demikian sebab kejadiannya dahulu benar-benar seperti itu, yaitu orang-orang yang mendatangi Maryam memanggil Maryam dengan bentuk sebutan itu, entah sebagai plesetan, Ironi, hiperbola, ataupun yang lainnya.

Sekedar untuk diketahui, menurut tradisi Yahudi yang tertulis dalam kitab Perjanjian Lama, Harun memiliki saudara perempuan bernama Miryam (dalam Bible berbahasa Indonesia),

Lalu Miryam, nabiah itu, saudara perempuan Harun, mengambil rebana di tangannya, dan tampillah semua perempuan mengikutinya memukul rebana serta menari-nari. [Keluaran 15:20]

Kesimpulan : Maryam ibunda Yesus disebut Maryam saudara perempuan Harun oleh kaumnya adalah sebagai bentuk kekesalan sehingga mereka memplesetkan namanya. Dan sebenarnya istilah-istilah semacam ini pun banyak terdapat dalam kitab Kristen seperti Yesus anak Daud, padahal Daud tidak memiliki anak bernama Yesus, tapi hal ini tidak dipermasalahkan karena orang yang memahami ilmu bahasa dengan baik akan segera memakluminya.

Allahu ‘Alam



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
back to top