Ada
beberapa kasus dalam Alkitab yang secara tegas bertentangan dengan ilmu
pengetahuan (sains) modern. Pertentangan ini membuktikan bahwa Alkitab sama
sekali bukan firman Allah, tetapi merupakan karya tulis tangan-tangan jahil pada
masa lampau.
KITAB
KEJADIAN
1:1.
Pada mulanya Ellohim menciptakan langit dan
bumi. Bumi belum berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi samudera
raya, dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air. [Kejadian 1:1-2]
Elohim
adalah bentuk jamak dari kata Eloah, artinya Tuhan-Tuhan. Dengan kata lain,
menurut penulis kitab Kejadian, semesta ini dibuat oleh sekelompok Tuhan. Meski
sebagian Kristen mengatakan bahwa ini jamak singular untuk mengagungkan dan
sebagainya. Penjelasan https://en.wikipedia.org/wiki/Elohim atau KLIK DISINI
Berfirmanlah
Allah: "Jadilah terang." Lalu terang itu jadi. Allah melihat
bahwa terang itu baik, lalu dipisahkan-Nyalah terang itu dari gelap. Dan
Allah menamai terang itu siang, dan gelap itu malam. Jadilah
petang dan jadilah pagi, itulah hari pertama. [Kejadian 1:3-5]
-
Bagaimana ada siang dan malam, sementara matahari baru diciptakan pada hari
ke-empat?
Berfirmanlah
Allah: "Jadilah cakrawala di tengah segala air
untuk memisahkan air dari air." Maka Allah menjadikan cakrawala dan
Ia memisahkan air yang ada di bawah cakrawala itu dari air yang ada di atasnya.
Dan jadilah demikian. Lalu Allah menamai cakrawala itu langit. Jadilah petang
dan jadilah pagi, itulah hari kedua. [Kejadian
1:6-8]
Menurut penulis kitab ini,
langit diciptakan pada hari kedua. Padahal di ayat 1-2 dia menuliskan bahwa
langit dan bumi diciptakan pada awal sebelum ada hari pertama.
Penulis juga terkesan sok tahu
mengatakan bahwa langit adalah hasil pemisahan samudera (air) yang ada di atas
bumi. Dan tentu saja ini sangat bertentangan dengan sains. Mungkin ia melihat
biru langit sama dengan biru lautan sehingga punya pemikiran seperti itu. https://id.wikipedia.org/wiki/Langit
Kita
semua tahu bahwa bintang jauh lebih besar daripada Matahari dan bulan. Sepertinya
yang menulis ini bukanlah Tuhan, melainkan Manusia yang hanya melihat angkasa
dengan mata telanjannya.
Berfirmanlah
Allah: "Hendaklah tanah menumbuhkan tunas-tunas muda, tumbuh-tumbuhan yang
berbiji, segala jenis pohon buah-buahan yang menghasilkan buah yang berbiji,
supaya ada tumbuh-tumbuhan di bumi." Dan jadilah demikian. Tanah itu
menumbuhkan tunas-tunas muda, segala jenis tumbuh-tumbuhan yang berbiji dan
segala jenis pohon-pohonan yang menghasilkan buah yang berbiji. Allah melihat
bahwa semuanya itu baik. Jadilah petang dan jadilah
pagi, itulah hari ketiga [Kejadian 1:11-13]
Sepertinya
penulis tidak mengetahui ilmu tumbuhan (Biologi) yang memerlukan cahaya
Matahari untuk melakukan fotosintesis. Sehingga dengan gegabah menuliskan bahwa
tumbuhan di ciptakan berbagai tumbuhan sebelum matahari di ciptakan.
Berfirmanlah
Allah: "Jadilah benda-benda penerang pada cakrawala untuk memisahkan siang
dari malam. Biarlah benda-benda penerang itu menjadi tanda yang menunjukkan
masa-masa yang tetap dan hari-hari dan tahun-tahun, dan sebagai penerang pada
cakrawala biarlah benda-benda itu menerangi bumi." Dan jadilah demikian. [Kejadian
1:14-15]
Penulis
lupa bahwa Allah telah menciptakan siang dan malam sejak hari pertama meski
tanpa Matahari.
belum
ada semak apapun di bumi, belum timbul tumbuh-tumbuhan apapun di padang, sebab
TUHAN Allah belum menurunkan hujan ke bumi, dan belum ada orang untuk
mengusahakan tanah itu. [Kejadian 2:5]
Lagi-lagi
penulis lupa bahwa sejak hari ke tiga, namun setelah selesai hari ketujuh dia
tetap mengatakan belum ada semak apapun dibumi. Bagaimana bisa? Padahal pada
hari ketiga Tuhan telah menciptakan berbagai tumbuhan dan pohon-pohon yang
berbuah.
Ketidak
jelian ini membuat banyak orang menjadi ragu-ragu apakah Alkitab berasal dari
Tuhan atau mrni khayalan manusia semata yang ia amabil dar dongeng-dongeng
nenek moyangnya dahulu.
Lalu bagaimana penciptaan langit dan Bumi menurut Alqur'an?
Alqur'an tidak menjelaskan serumit Alkitab (rumit tapi janggal), Alqur'an hanya menjelaskan garis besarnya saja demikian :
Katakanlah: "Sesungguhnya
patutkah kamu kafir kepada Yang menciptakan bumi dalam dua masa dan kamu adakan
sekutu-sekutu bagiNya? (Yang bersifat) demikian itu adalah Rabb semesta
alam." (Qs. Fushilat : 9)
Dan dia menciptakan di bumi itu
gunung-gunung yang kokoh di atasnya. Dia memberkahinya dan Dia menentukan
padanya kadar makanan-makanan (penghuni)nya dalam empat masa. (Penjelasan itu
sebagai jawaban) bagi orang-orang yang bertanya. (Qs. Fushilat : 10)
Kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih
merupakan asap (dukhan atau kabut), lalu Dia berkata kepadanya dan
kepada bumi: "Datanglah kamu keduanya menurut perintah-Ku dengan suka hati
atau terpaksa." Keduanya menjawab: "Kami datang dengan suka
hati." (Qs. Fushilat : 11)
Maka Dia menjadikannya tujuh
langit dalam dua masa. Dia mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya. Dan Kami
hiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang yang cemerlang dan Kami
memeliharanya dengan sebaik-baiknya. Demikianlah ketentuan Yang Maha Perkasa
lagi Maha Mengetahui. (Qs. Fushilat : 12)
Bagaimana menurut pandangan
sains?
MM copy paste saja penjelasan
ilmuwan secara garis besarnya saja :
Hipotesis
nebula pertama kali dikemukakan oleh Emanuel Swedenborg (1688-1772)
tahun 1734 dan
disempurnakan oleh Immanuel Kant (1724-1804) pada tahun 1775. Hipotesis serupa
juga dikembangkan oleh Pierre Marquis de Laplace
secara independen pada tahun 1796.
Hipotesis
ini, yang lebih dikenal dengan Hipotesis Nebula Kant-Laplace, menyebutkan bahwa
pada tahap awal, Tata Surya masih berupa kabut raksasa. Kabut ini terbentuk
dari debu, es, dan gas yang disebut nebula, dan unsur
gas yang sebagian besar hidrogen.
Gaya
gravitasi yang dimilikinya menyebabkan kabut itu menyusut dan berputar dengan
arah tertentu, suhu kabut memanas, dan akhirnya menjadi bintang raksasa
(matahari). Matahari raksasa terus menyusut dan berputar semakin cepat, dan
cincin-cincin gas dan es terlontar ke sekeliling Matahari.
Akibat
gaya gravitasi,
gas-gas tersebut memadat seiring dengan penurunan suhunya dan membentuk planet
dalam dan planet luar. Laplace berpendapat bahwa orbit berbentuk
hampir melingkar dari planet-planet merupakan konsekuensi dari pembentukan
mereka.
Pembaca
bisa menilai sendiri, mana yang ayat yang berasal dari Tuhan dan mana ayat yang
berasal dari khayalan manusia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar