Senin, 13 Juli 2015

PENCIPTAAN SEMESTA

Tidak ada komentar:


Ada beberapa kasus dalam Alkitab yang secara tegas bertentangan dengan ilmu pengetahuan (sains) modern. Pertentangan ini membuktikan bahwa Alkitab sama sekali bukan firman Allah, tetapi merupakan karya tulis tangan-tangan jahil pada masa lampau.  

KITAB KEJADIAN

1:1. Pada mulanya Ellohim menciptakan langit dan bumi.  Bumi belum berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi samudera raya, dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air. [Kejadian 1:1-2]

Elohim adalah bentuk jamak dari kata Eloah, artinya Tuhan-Tuhan. Dengan kata lain, menurut penulis kitab Kejadian, semesta ini dibuat oleh sekelompok Tuhan. Meski sebagian Kristen mengatakan bahwa ini jamak singular untuk mengagungkan dan sebagainya. Penjelasan https://en.wikipedia.org/wiki/Elohim atau KLIK DISINI
 
Berfirmanlah Allah: "Jadilah terang." Lalu terang itu jadi.  Allah melihat bahwa terang itu baik, lalu dipisahkan-Nyalah terang itu dari gelap.  Dan Allah menamai terang itu siang, dan gelap itu malam. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari pertama. [Kejadian 1:3-5]  

- Bagaimana ada siang dan malam, sementara matahari baru diciptakan pada hari ke-empat?

Berfirmanlah Allah: "Jadilah cakrawala di tengah segala air untuk memisahkan air dari air." Maka Allah menjadikan cakrawala dan Ia memisahkan air yang ada di bawah cakrawala itu dari air yang ada di atasnya. Dan jadilah demikian. Lalu Allah menamai cakrawala itu langit. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari kedua. [Kejadian 1:6-8]

Menurut penulis kitab ini, langit diciptakan pada hari kedua. Padahal di ayat 1-2 dia menuliskan bahwa langit dan bumi diciptakan pada awal sebelum ada hari pertama.

Penulis juga terkesan sok tahu mengatakan bahwa langit adalah hasil pemisahan samudera (air) yang ada di atas bumi. Dan tentu saja ini sangat bertentangan dengan sains. Mungkin ia melihat biru langit sama dengan biru lautan sehingga punya pemikiran seperti itu. https://id.wikipedia.org/wiki/Langit

Kita semua tahu bahwa bintang jauh lebih besar daripada Matahari dan bulan. Sepertinya yang menulis ini bukanlah Tuhan, melainkan Manusia yang hanya melihat angkasa dengan mata telanjannya.

Berfirmanlah Allah: "Hendaklah tanah menumbuhkan tunas-tunas muda, tumbuh-tumbuhan yang berbiji, segala jenis pohon buah-buahan yang menghasilkan buah yang berbiji, supaya ada tumbuh-tumbuhan di bumi." Dan jadilah demikian. Tanah itu menumbuhkan tunas-tunas muda, segala jenis tumbuh-tumbuhan yang berbiji dan segala jenis pohon-pohonan yang menghasilkan buah yang berbiji. Allah melihat bahwa semuanya itu baik. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari ketiga [Kejadian 1:11-13]

Sepertinya penulis tidak mengetahui ilmu tumbuhan (Biologi) yang memerlukan cahaya Matahari untuk melakukan fotosintesis. Sehingga dengan gegabah menuliskan bahwa tumbuhan di ciptakan berbagai tumbuhan sebelum matahari di ciptakan.

Berfirmanlah Allah: "Jadilah benda-benda penerang pada cakrawala untuk memisahkan siang dari malam. Biarlah benda-benda penerang itu menjadi tanda yang menunjukkan masa-masa yang tetap dan hari-hari dan tahun-tahun, dan sebagai penerang pada cakrawala biarlah benda-benda itu menerangi bumi." Dan jadilah demikian. [Kejadian 1:14-15]

Penulis lupa bahwa Allah telah menciptakan siang dan malam sejak hari pertama meski tanpa Matahari.

belum ada semak apapun di bumi, belum timbul tumbuh-tumbuhan apapun di padang, sebab TUHAN Allah belum menurunkan hujan ke bumi, dan belum ada orang untuk mengusahakan tanah itu. [Kejadian 2:5]

Lagi-lagi penulis lupa bahwa sejak hari ke tiga, namun setelah selesai hari ketujuh dia tetap mengatakan belum ada semak apapun dibumi. Bagaimana bisa? Padahal pada hari ketiga Tuhan telah menciptakan berbagai tumbuhan dan pohon-pohon yang berbuah.

Ketidak jelian ini membuat banyak orang menjadi ragu-ragu apakah Alkitab berasal dari Tuhan atau mrni khayalan manusia semata yang ia amabil dar dongeng-dongeng nenek moyangnya dahulu.

Lalu bagaimana penciptaan langit dan Bumi menurut Alqur'an?

Alqur'an tidak menjelaskan serumit Alkitab (rumit tapi janggal), Alqur'an hanya menjelaskan garis besarnya saja demikian :
 
Katakanlah: "Sesungguhnya patutkah kamu kafir kepada Yang menciptakan bumi dalam dua masa dan kamu adakan sekutu-sekutu bagiNya? (Yang bersifat) demikian itu adalah Rabb semesta alam." (Qs. Fushilat : 9)

Dan dia menciptakan di bumi itu gunung-gunung yang kokoh di atasnya. Dia memberkahinya dan Dia menentukan padanya kadar makanan-makanan (penghuni)nya dalam empat masa. (Penjelasan itu sebagai jawaban) bagi orang-orang yang bertanya. (Qs. Fushilat : 10)

Kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih merupakan asap (dukhan atau kabut), lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi: "Datanglah kamu keduanya menurut perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa." Keduanya menjawab: "Kami datang dengan suka hati." (Qs. Fushilat : 11)

Maka Dia menjadikannya tujuh langit dalam dua masa. Dia mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya. Dan Kami hiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang yang cemerlang dan Kami memeliharanya dengan sebaik-baiknya. Demikianlah ketentuan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui. (Qs. Fushilat : 12)

Bagaimana menurut pandangan sains?

MM copy paste saja penjelasan ilmuwan secara garis besarnya saja : 

Hipotesis nebula pertama kali dikemukakan oleh Emanuel Swedenborg (1688-1772) tahun 1734 dan disempurnakan oleh Immanuel Kant (1724-1804) pada tahun 1775. Hipotesis serupa juga dikembangkan oleh Pierre Marquis de Laplace secara independen pada tahun 1796. 

Hipotesis ini, yang lebih dikenal dengan Hipotesis Nebula Kant-Laplace, menyebutkan bahwa pada tahap awal, Tata Surya masih berupa kabut raksasa. Kabut ini terbentuk dari debu, es, dan gas yang disebut nebula, dan unsur gas yang sebagian besar hidrogen. 

Gaya gravitasi yang dimilikinya menyebabkan kabut itu menyusut dan berputar dengan arah tertentu, suhu kabut memanas, dan akhirnya menjadi bintang raksasa (matahari). Matahari raksasa terus menyusut dan berputar semakin cepat, dan cincin-cincin gas dan es terlontar ke sekeliling Matahari. 

Akibat gaya gravitasi, gas-gas tersebut memadat seiring dengan penurunan suhunya dan membentuk planet dalam dan planet luar. Laplace berpendapat bahwa orbit berbentuk hampir melingkar dari planet-planet merupakan konsekuensi dari pembentukan mereka.

Pembaca bisa menilai sendiri, mana yang ayat yang berasal dari Tuhan dan mana ayat yang berasal dari khayalan manusia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
back to top