III.
TINGGI RENDAHNYA RANGKAIAN SANAD (SISSILATUDZ DZAHAB)
Sebagaimana dimaklumi, bahwa
suatu Hadits sampai kepada kita, tertulis dalam dewan Hadits, melalui sanad-sanad.
Setiap sanad bertemu dengan rawi yang dijadikan sandaran menyampaikan berita
(sanad yang setingkat lebih atas), Sehingga seluruh sanad itu merupakan suatu
rangkaian. Rangkaian sanad itu ada yang berderajat tinggi, sedang dan lemah,
mengingat perbedaan ke-dlabith-an
(kesetiaan ingatan) dan keadilan rawi yang dijadikan sanadnya. Rangkaian sanad
yang berderajat tinggi menjadikan suatu Hadits lebih tinggi derajat nya
daripada Hadits yang rangkaian sanadnya sedang atau lemah. Para Muhadditsin
membagi tingkatan sanadnya kepada:
1. Ashahhul asanid
(sanad-sanad yang lehih shahih),
2. Ahsanul asanid
(sanad-sanad yang lebih hasan) dan
3. Adl’aful asanid
(sanad-sanad yang lebib lemah).
1. Ahshahhul Asanid
Imam An-Nawawy dan
Ibnu’sh-Shalah tidak membenarkan menilai suatu (sanad) Hadits dengan ashahhul asanid,
atau menilai suatu (matan) Hadits dengan ashahhulHadits, secara mutlak. Yakni
tanpa menyandarkan kepada sesuatu hal yang tertentu. Penilaian ashahhulasanid
tersebut hendaklah secara muqayyad. Artinya dikhususkan kepada sahabat
tertentu, misalnya ashahhulasanid dan Abu Hurairah ra atau dikhususkan kepada
penduduk daerah tertentu, misalnya ashahhul asanid dan penduduk Medinah, atau
dikhususkan dalam masalah tertentu, jika hendak menilai matan suatu Hadits,
misalnya ashahhul Hadits dalam bab wudlu atau masalah mengangkat tangan dalam
mendoa.
Segolongan Muhadditsin yang
lain membolehkan secara mutlak. Contoh ashahhul asanid yang muqayyad kepada:
a. Sahabat tertentu:
1. Umar Ibnul-Khaththab ra
ialah yang diriwayatkan oleh Ibnu Syihab Az-Zuhri dan Salim bin Abdzdtah bin
Umar, dan ayahnya (Abdullah bin Umar), dan kakeknya (Umar bin Khaththab).
2. Ibnu ‘Umar ra ialah yang
diriwayatkan oleb Malik dan Nafi’ dan Ibnu ‘Umar ra,
3. Abu Hurairah ra, ialah yang
diriwayatkan oleh Ibnu Syihab Az-Zuhry dan Ibnul Musayyab dan Abu Hurairah
b. Penduduk kota terentu:
1. Kota Mekah, ialah yang diriwayatkan
oleh Ibnu Uyainah dan Amru bin Dinar dan Jabir bin Abdullah ra,
2. Kota Medinah ialah yang
diriwayatkan oleh Ismail bin Abi Hakim dan Abidah bin Abi Sufyan dan Abu
Hurairah ra.
Contoh ashahhulasanid yang
mutlak seperti:
1. Jika menurut Imam Bukhari,
ialah Malik, Nafi’ dan Ibnu Umar
2. Jika menurut Ahmad bin
Hanbal, ialah Az-Zuhri, Salim bin ‘Abdillah, dan ayahnya (‘Abdillah bin ‘Umar)
3. Jika menurut Imam An-Nasa’i,
ialah ‘Ubaidillah Ibnu ‘Abbas dan ‘Umar bin Khaththab ra.
2. Ahsanul asanid
Hadits yang bersanad ahsanul-asanid
adalah lebih rendah derajatnya daripada yang bersanad ashahhul-asanid. Ahsanul-
asanid itu antara lain, bila Hadits tersebut bersanad:
1. Bahaz bin Hakim dan ayahnya (Hakim bin
Mu’awiyah) dari kakeknya (Mu’awiyah bin Haidah)
2. Aniru bin Syu’aib dan
ayahnya (Syu’aib bin Muhammad) dari kakeknya (Muhammad bin Abdillah bin ‘Amr
bin ‘Ash)
3. Adlaful-asanid
Rangkaian sanad yang paling
rendah derajatnya, disebut Adlaful-asanid atau auhal asanid. Rangkaian sanad
yang adlaful asanid antara lain:
a. Yang muqayyad
kepada sahabat:
1. Abu Bakar Ash-Shiddiq ra,
ialah yang diriwayatkan oleh Shadaqah bin Musa dari Abi Yaqub Farqad bin Yaqub dari
Murrah Ath-Thayyib dari Abu Bakar ra.
2. Abu Thalib (Ahlil-bait) ra,
ialah yang diriwayatkan oleh ‘Amru bin Syamir Al-Jufy dari Jabir bin Yazid
dariHarits Al-A’war dari ‘Ali bin Abi Thalib ra,
3. Abu Hurairah ra, ialah yang
diriwayatkan oleh As-Syariyyu bin Isma’il dari ayahnya(Yazid) dari Abu Hurairah
ra,
b. Yang muqayyad kepada
penduduk:
Kota Yaman, ialah yang
diriwayatkan oleh Hafsh bin ‘Umar dan Al-Hakam bin Aban dari ‘Ikrimah dari Ibnu
‘Abbas ra.
Kota Mesir, ialah hadits yang
diriwayatkan oleh Ahmad bin Muhammad bin Al-Hajjaj Ibnu Rusydi dari ayahnya
darikakeknya dari Qurrah bin ‘Abdurrahman dari setiap orang yang memberikan
Hadits kepadanya.
Kota Syam, ialah Hadits yang
diriwayatkan oleh Muhammad bin Qais dari ‘Ubaidillah bin Zahr dari ‘Ali bin
Zaid dariAl-Qasim dari Abu Umamah ra.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar