Aduh padahal tidak ada agenda menulis tentang hal ini, dan tidak pernah pula terpikirkan sebelumnya. Tapi rada tergelitik juga untuk tidak menanggapi sesuatu yang MM anggap janggal dan mengganjal jika tidak diutarakan.
Bukan niat membela golongan manapun, tetapi dakwah tidak jujur membuat umat justru semakin tersesat jauh. Dan mungkin si pendusta menganggap itu sebagai amal ibadah, padahal seandainya ia sadar bahwa dusta itu termasuk dosa besar, tentu dia tidak akan melakukannya. Lagi pula, apa manfaat berdebat dengan cara dusta? Cuma bangga karena merasa menang saja?
Baiklah, supaya tidak terlalu kepanjangan, MM akan petik inti masalahnya saja. Silakan klik tautan ini untuk mengetahui seluruh permasalahannya.
Ust. Firanda menulis dalam blognya : "Idahram menulis bahwa Utsman ibnu Abdillah ibnu Bisyr an-Najdi (pengkaji sejarah berfaham Wahabi) menyatakan bahwa Wahabi menjual daging-daging keledai, daging anjing, dan bangkai kepada umat Islam Makkah dengan harga tinggi dalam keadaan mereka kelaparan. Banyak di antara mereka yang meninggalkan kota Makkah karena takut akan kekejaman Wahabi. Sementara bangkai manusia membusuk bergelimpangan disana sini (Ibnu Bisyr, Unwan al-Majd fi Tarikh Najd, jilid 1, op. cit., hal. 135-137). Demikian perkataan Idahram dalam bukunya halaman 85.
"Sungguh ini merupakan kedustaan yang sangat memalukan. Sama sekali tidak ada penukilan seperti ini dalam kitab Unwan al-Majd. Bagaimana bisa masuk akal kaum Wahabi menjual daging anjing dan bangkai kepada umat Islam?"
Kemudian Pecinta Idahram[1] menjawab tulisan Ust. Firanda,
Wahai Firanda, Anda mengaku telah merujuk langsung ke kitab yang dijadikan rujukan Syaikh Idahram. Tidakkah Anda membaca kalimat-kalimat tersebut dalam kitab Unwan al-Majd itu, yang anda mengaku telah membacanya? Ataukah mungkin, mata Anda –maaf– buta dan mata hati anda telah dibutakan oleh Allah s.w.t.? Atau Anda pura-pura tidak melihatnya?
Pertnayaan MM : Lalu siapa yang berdusta dalam kasus ini? Ust. Firanda ataukah syaikh Idahram?
Mari kita simak penjelasan selanjutnya.
Ini adalah terjemahan dari teks kitab Unwan
al-Majd fi Taarikh Najd yang bisa kita baca pula dalam halaman Pencinta
Idahram tadi.
"Kejadian-kejadian Tahun 1220
Kemudian masuk tahun 1220 (Hijriah).
Pada tahun ini mahalnya (harga) barang-barang dan kelaparan semakin parah
menimpa orang-orang di Najd dan daerah sekitarnya. Banyak yang telah meninggal
dunia dari penduduk Yaman. Mayoritas onta-onta dan kambing-kambing mereka (pun)
mati. Pada akhir tahun di bulan Dzul Qa’dah, 3 sha’ biji gandum mencapai harga
satu riyal. 7 waznah korma kering mencapai harga 1 riyal. (Sedangkan)
di daerah menuju Wasym dan Qashim 5 waznah dijual 1 riyal."
Lalu pada halaman selanjutnya, di halaman 285, Ibnu
Bisyr berkata:
"Adapun di Makkah, masalahnya jauh lebih hebat dari apa yang telah kami sebutkan disebabkan perang, pengepungan (oleh tentara Wahabi), terputusnya suplai makanan dan tranportasi. Itu akibat dilanggarnya perjanjian damai antara Ghalib dan Saud. Maka semua jalan di Makkah dari arah Yaman, Tihamah, Hijaz dan Najd ditutup (oleh Wahabi). Karena semua mereka adalah rakyat Saud dan di bawah perintahnya. Maka pasti dan mutawatir bagi kami (berita) bahwa harga satu kail beras dan biji-bijian mencapai 6 riyal di Makkah. Ukuran 1 kail mereka lebih sedikit dari 1 sha’ Najd. Dan di Makkah, daging-daging keledai dan bangkai dijual dengan harga sangat mahal, daging-daging anjing dimakan. Harga 1 liter minyak mencapai 2 riyal. Orang-orang banyak yang mati karena kelaparan."
Apa pembaca melihat ada tulisan Wahabi menjual daging keledai, anjing dan bangkai dari
teks diatas?
Tidak ada, bukan!
Yang ada adalah tulisan Di mekkah daging keledai dan
bangkai dijual dengan harga mahal, tapi keterangan bahwa yang menjual adalah orang-orang
Wahabi, mana?
Dan kalau kita perhatikan, jalan menuju Mekah ditutup total oleh bani Saud (Idahram menyebutnya Wahabi), maka otomatis yang berada di dalam kota Mekah seluruhnya bukan Wahabi, tetapi orang-orang non-Wahabi. Sehingga bisa disimpulkan bahwa orang-orang yang berjualan bangkai dan daging anjing itu bukanlah kalangan Wahabi karena mereka berada di luar Mekah. Lantas siapa?
Mungkin kita bisa berkaca kepada sejarah konflik di Palestina, dimana penduduk muslim bertahun-tahun dikepung, diblokir, suplai makanan di stop, jaringan listrik dan air di putus oleh pemerintahan Yahudi di Gaza. Dan selama itu pula penduduk Gaza kelaparan, kekurangan bahan bahan makanan, sehingga mereka memakan apapun yang bisa mereka makan untuk sekedar menutupi rasa lapar, dan mereka menjual apapun yang bisa menghasilkan uang. Namun dari kisah-kisah ini, apakah pernah kita mendengar bahwa ada orang Yahudi hidup di tengah-tengah penduduk Gaza sambil berjualan bangkai misalnya?
Kesimpulan : Dakwah itu bukan persoalan kalah
menang dalam berdebat, bukan pula untuk menaikan pamor golongan tertentu,
tetapi dakwah adalah menyampaikan agama Allah kepada umat manusia agar mereka bertaqwa.
Jadi, sampaikan dakwah dengan sejujur-jujurnya meski terkadang bertentangan
dengan apa yang kita anggap benar. Jangan berdusta!
Allahu alam...
[1]
MM pribadi menduga jika jawaban ini ditulis sendiri oleh Idahram, bukan oleh
oranglain yang mengatasnamakan Pecinta Idahram sebab catut mencatut nama sudah
terlihat sejak sampul bukunya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar