Rabu, 26 Agustus 2015

PENGERTIAN TAKFIRI

Tidak ada komentar:


Sebenarnya MM pernah bikin catatan tentang ini untuk men-counter syubhat-syubhat ucapan “KAFIR” yang terjadi di sekitar kita, tapi masih ada aja yang salah persepsi dan menuduh Islam sangat kotor, licik, tidak manusiawi karna menggunakan kata “KAFIR” untuk menyebut orang-orang diluar Islam. Lantas nggak sedikit orang-orang diluar Islam itu tersinggung kalo disebut kafir oleh ustadz-ustadz yang ceramah baik di masjid atau TV-TV…

Tidak ketinggalan juga kalangan awam Islam membuat syubhat dengan perkataan ini, sehingga muncullah istilah “takfiri” untuk sebuah golongan yang dianggapnya menyalahi pendapat golongan tersebut.

Lalu apa makna KAFIR sesungguhnya?

Yang perlu diingat, kata “KAFIR” bukanlah bahasa Indonesia sehingga bisa diartikan macam-macam oleh bahasa kita, tapi harus dikembalikan ke dalam bahasa negeri asalnya untuk mengetahui arti sebenarnya.

KAFIR berasal dari bahasa Arab yaitu KAFARA yang artinya MENOLAK, INGKAR atau MENGINGKARI atau dalam bahasa inggris di sebut “INFADEL, UNBELIEVE, GENTILES”

Perhatikan ayat-ayat Alqur’an berikut :

1. Innal insana lakafuruun… “Sesungguhnya manusia itu benar-benar ingkar (Qs. Al Hajj : 66)

2. Qalaa ladziina kafaruu lilhaqqu… “berkatalah orang-orang yang mengingkari kebenaran” (Qs. Al Ahqaaf : 7)

3. Bil akhirati hum kafiruunaa… “kepada akhirat mereka ingkar: (Qs. Yusuf : 37)

Dan masih banyak lagi ayat yang semakna, yang garis besarnya adalah perbuatan atau perkataan yang menolak atau mengingkari sesuatu yang berasal dari Allah dan Rasulnya, baik seluruhnya maupun sebagian. Dan penyebutan kafir ini TIDAK hanya ditujukan kepada orang-orang diluar Islam saja, melainkan kepada pemeluk Islam sendiri yang menolak seluruh atau sebagian dari syariat Islam.

Berikut beberapa hadits yang mungkin bisa jadi penjelasan untuk hal ini :

Adapun yang berkata, “(Hujan turun disebabkan) bintang ini atau itu”, maka dia telah kafir kepada-Ku dan beriman kepada bintang-bintang'." (HR. Bukhari No. 801)

Rasulullah bersabda: "Tidaklah seorang laki-laki yang mengklaim orang lain sebagai bapaknya, padahal ia telah mengetahuinya (bahwa dia bukan bapaknya), maka ia telah kafir. (HR. Muslim, No. 93)

Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Barangsiapa menggauli wanita haid, atau menggauli wanita dari dubur, atau mendatangi dukun maka ia telah kafir (HR. Tirmidzi, No. 125)

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa kembali membuat sesuatu ini (patung, meninggikan kuburan dan membuat gambar), maka dia telah kafir" (HR. Ahmad, No. 622)

Beliau menjawab: "Dusta; jika seorang hamba telah berdusta maka ia akan durhaka, jika durhaka berarti dia telah kafir, dan jika ia kafir maka ia akan masuk neraka." (HR. Ahmad No. 6352)

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Janganlah kalian membenci bapak-bapak kalian, barangsiapa yang membenci bapaknya maka dia kafir." (HR. Muslim, No. 94)

Dari hadits-hadits di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa : mempercayai bintang tertentu sebagai pertanda datangnya hujan, mendatangi dukun, meninggikan kuburan, berdusta, dll dianggap telah kafir oleh Rasulullah meski ia masih shalat, zakat, puasa.

Saya tidak bisa membayangkan seandainya Rasulullah hidup di masa sekarang, lalu beliau berkata-kata seperti itu maka akan ada umat menuduh beliau sebagai Nabi Takfiri. Sebab ulama-ulama saat ini yang menukil hadits-hadits diatas dalam teorinya sering di sebut golongan tukang mengkafir-kafirkan muslim lainnya (takfiri). Padahal ungkapan “KAFIR” yang dipakai para ulama, tidak bertujuan untuk memvonis seseorang keluar dari islam, melainkan ungkapan bahwa orang yang melakukan itu telah “Mengingkari risalah yang telah disampaikan oleh Rasul”.

Jika pengertian KAFIR adalah keluar dari Islam, maka banyak sudah muslim yang telah keluar dari Islam sebab sebagian kita masih ada yang suka mendatangi dukun, meninggalkan shalat, meninggikan kuburan, memusuhi orangtua, dll. Orang-orang awam yang dinasehati bahwa tradisinya bertentengan dengan syariat nabi, seringkali marah dan merasa dikafirkan oleh Nabi. Padahal Nabi mengucapkan banyak kata “Kafir” untuk hal-hal yang memang bertentangan dengan dakwah beliau.

Kata Kafir juga digunakan untuk menyebut orang di luar Islam.

Katakanlah: "Hai orang-orang kafir, Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah. (Qs. Al-Kafiruun : 1-3)

Jikalau kamu tidak menolongnya (Muhammad) maka sesungguhnya Allah telah menolongnya (yaitu) ketika orang-orang kafir (musyrikin Mekah) mengeluarkannya (dari Mekah) (Qs. At-Taubah : 40)

Dalam ayat ini jelas disebutkan bahwa orang-orang musyrik, penyembah berhala dan tidak percaya kepada Allah di sebut sebagai kafir. Dan hal ini sudah saya jelaskan di atas, Kafir adalah menolak syariat yang berasal dari Allah dan Rasul-Nya baik seluruhnya maupun sebagian.

Baca juga : Pengertian Kafir menurut Kristen

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
back to top