1.
TA’RIF
Yang disebut Hadits Qudsy atau
Hadits Rabbany atau Hadits Ilahi ialah:
ماأخبر الله نبيه بال لاءلهام أوبا لمنام
فأخبرالنبى من ذلك المعن بعبارة نفسه
“Sesuatu yang dikabarkan Allah Ta’ala kepada Nabi-Nya dengan
melalui ilham atau impian yang kemudian Nabi menyampaikan makna dan ilham atau
impian tersebut dengan ungkapan kata beliau sendiri.
Hadits qudsy itu tidak banyak,
hanya berjumlah kurang lebih seratus hadits yang oleh sebagian ulama dihimpun
dalain Sebuah kitab.
(Footnote)
: Ibnu Taimiyah mengumpulkan hadits-hadits qudsy dengan diberi nama Al-Kalimut
Thayyib, Dr. Ahmad As-Syarbashy menyusun kitab yang berisikan hadits-hadits
qudsy dengan diberi nama Adabul Ahaditsil Qudsiyah selesai cetakan pertama tahun
1969 M di Kairo.
2.
PERBEDAAN HADITS QUDSY DENGAN HADITS NABAWY
Hadits qudsy biasanya diberi
ciri-ciri dengan dibubuhi kalimat-kalimat:
a. Qala (yaqalu) Allahu
b. Fima yarwihi anillahi
Tabaraka Wa Ta’ala dan
c. Lafadh-lafadh lain yang
semakna dengan apa yang tersebut di atas, setelah selesai penyebutan rawi yang
menjadi sumber (pertama)-nya yakni sahabat.
Sedang untuk hadits nabawy (biasa),
tidak ada tanda-tanda yang demikian itu. Misalnya:
عَنْ أَبِي ذَرٍّ الْغِفَارِي رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، عَنِ النَّبِيِّ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِيْمَا يَرْوِيْهِ عَنْ رَبِّهِ عَزَّ
وَجَلَّ أَنَّهُ قَالَ: يَا عِبَادِي إِنِّي حَرَّمْتُ الظُّلْمَ عَلىَ نَفْسِي وَجَعَلْتُهُ
بَيْنَكُمْ مُحَرَّماً، فَلاَ تَظَالَمُوا
“Dari Abu Dzar Al-Ghifari radhiyallahu anhu, dari Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam, beliau meriwayatkan dari Allah ‘azza wa Jalla, sesungguhnya
Allah telah berfirman: “Wahai hamba-Ku, sesungguhnya Aku mengharamkan (berlaku)
zhalim atas diri-Ku dan Aku menjadikannya di antaramu haram, maka janganlah
kamu saling menzhalimi., dan
Seterusnya. (Riwayat Muslim)
“Dan
Abu Dzarr ujarnya: Rasulullah bersabda: “Firman Allah azza wa Jalla : Siapa
yang menjalankan kebaikan, ia berhak menerima sepuluh kali lipat atau lebih,
sedang siapa yang berbuat kejahatan maka balasannya satu kejahatan yang sepadan
atau bahkan Aku ampuni, dan seterusnya (Riwayat Muslim)
3.
PERBEDAAN HADITS QUDSI DENGAN AL-QURAN
a. Semua
lafadz (ayat-ayat) Al-Quran adalah mukjizat dan mutawatir, sedang hadits qudsy
tidak demikian halnya.
b.
Ketentuan
hukum yang berlaku bagi Al-Quran, tidak berlaku bagi Al-Hadits, seperti
pantangan menyentuhnya bagi orang yang sedang berhadats kecil, dan pantangan
membacanya bagi orang yang berhadats besar. Sedang untuk hadits (qudsy) tidak
ada pantangannya.
c.
Setiap huruf yang dibaca dan Al-Quran memberikan hak pahala kepada pembacanya
sepuluh kebaikan.
d.
Meriwayatkan Al-Quran tidak boleh dengan maknanya saja atau mengganti lafadh
sinonimnya. Berlainan dengan Al-Hadits.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar