Jumat, 17 Juli 2015

PENGERTIAN HADITS QUDSY

Tidak ada komentar:

1. TA’RIF 

Yang disebut Hadits Qudsy atau Hadits Rabbany atau Hadits Ilahi ialah: 

ماأخبر الله نبيه بال لاءلهام أوبا لمنام فأخبرالنبى من ذلك المعن بعبارة نفسه

“Sesuatu yang dikabarkan Allah Ta’ala kepada Nabi-Nya dengan melalui ilham atau impian yang kemudian Nabi menyampaikan makna dan ilham atau impian tersebut dengan ungkapan kata beliau sendiri. 

Hadits qudsy itu tidak banyak, hanya berjumlah kurang lebih seratus hadits yang oleh sebagian ulama dihimpun dalain Sebuah kitab.

(Footnote) : Ibnu Taimiyah mengumpulkan hadits-hadits qudsy dengan diberi nama Al-Kalimut Thayyib, Dr. Ahmad As-Syarbashy menyusun kitab yang berisikan hadits-hadits qudsy dengan diberi nama Adabul Ahaditsil Qudsiyah selesai cetakan pertama tahun 1969 M di Kairo.


2. PERBEDAAN HADITS QUDSY DENGAN HADITS NABAWY 

Hadits qudsy biasanya diberi ciri-ciri dengan dibubuhi kalimat-kalimat: 

a. Qala (yaqalu) Allahu 

b. Fima yarwihi anillahi Tabaraka Wa Ta’ala dan 

c. Lafadh-lafadh lain yang semakna dengan apa yang tersebut di atas, setelah selesai penyebutan rawi yang menjadi sumber (pertama)-nya yakni sahabat. 

Sedang untuk hadits nabawy (biasa), tidak ada tanda-tanda yang demikian itu. Misalnya:

عَنْ أَبِي ذَرٍّ الْغِفَارِي رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ  فِيْمَا يَرْوِيْهِ عَنْ رَبِّهِ عَزَّ وَجَلَّ أَنَّهُ قَالَ: يَا عِبَادِي إِنِّي حَرَّمْتُ الظُّلْمَ عَلىَ نَفْسِي وَجَعَلْتُهُ بَيْنَكُمْ مُحَرَّماً، فَلاَ تَظَالَمُوا

Dari Abu Dzar Al-Ghifari radhiyallahu anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau meriwayatkan dari Allah ‘azza wa Jalla, sesungguhnya Allah telah berfirman: “Wahai hamba-Ku, sesungguhnya Aku mengharamkan (berlaku) zhalim atas diri-Ku dan Aku menjadikannya di antaramu haram, maka janganlah kamu saling menzhalimi., dan Seterusnya. (Riwayat Muslim) 

“Dan Abu Dzarr ujarnya: Rasulullah bersabda: “Firman Allah azza wa Jalla : Siapa yang menjalankan kebaikan, ia berhak menerima sepuluh kali lipat atau lebih, sedang siapa yang berbuat kejahatan maka balasannya satu kejahatan yang sepadan atau bahkan Aku ampuni, dan seterusnya (Riwayat Muslim) 

3. PERBEDAAN HADITS QUDSI DENGAN AL-QURAN

a. Semua lafadz (ayat-ayat) Al-Quran adalah mukjizat dan mutawatir, sedang hadits qudsy tidak demikian halnya.

b. Ketentuan hukum yang berlaku bagi Al-Quran, tidak berlaku bagi Al-Hadits, seperti pantangan menyentuhnya bagi orang yang sedang berhadats kecil, dan pantangan membacanya bagi orang yang berhadats besar. Sedang untuk hadits (qudsy) tidak ada pantangannya. 

c. Setiap huruf yang dibaca dan Al-Quran memberikan hak pahala kepada pembacanya sepuluh kebaikan. 

d. Meriwayatkan Al-Quran tidak boleh dengan maknanya saja atau mengganti lafadh sinonimnya. Berlainan dengan Al-Hadits.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
back to top