Akhir-akhir ini saya jarang update artikel disebabkan kesibukan yang membuat saya kurang fokus menulis. Dan insya Allah saya akan tetap usahakan menulis selama saya mampu, mudah-mudahan ini menjadi amal jariyah saya dihadapan Allah kelak meski mungkin dengan ilmu yang sangat terbatas. Dan mudah-mudahaan, apa yang saya tulis dalam blog ini bermanfaat bagi siapapun yang mengunjunginya. Amiin...
Pada kesempatan kali ini saya akan membahas sebuah ayat yang sering sekali dipenggal oleh debater Kristen untuk memberi kesan bahwa Islam merupakan agama yang tidak memiliki belas kasih, penebar teror, penumpah darah, dll.
Berikut ayatnya :
Apabila sudah habis bulan-bulan Haram itu, maka bunuhlah orang-orang musyrikin itu dimana saja kamu jumpai mereka, dan tangkaplah mereka. Kepunglah mereka dan intailah ditempat pengintaian. Jika mereka bertaubat dan mendirikan sholat dan menunaikan zakat, maka berilah kebebasan kepada mereka untuk berjalan. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi maha Penyayang. [Qs. At-Taubah : 5]
Kesalahan mereka dalam memahami ayat ini adalah terlalu fokus pada kalimat yang saya warnai kuning tersebut, padahal ayat ini tidak berdiri sendiri melainkan memiliki perikop yang saling menjelaskan. Dan tentu saja mencatut ayat dengan cara sepenggal (parsial) bukanlah perbuatan orang yang fair, melainkan cara orang yang LICIK. Saya pun sudah membuktikan, bahwa mereka pun marah jika saya mencatut secara parsial sebuah ayat dari kitab suci mereka seperti contoh berikut :
Akan tetapi semua seteruku ini, yang tidak suka aku menjadi rajanya, bawalah mereka ke mari dan bunuhlah mereka di depan mataku." [Lukas 19 : 27]
Jika ayat ini dibaca sebait ini saja, tentu kita akan berpikir bahwa Yesus menyuruh siapapun yang memusuhinya, yang tidak mengakuinya sebagai Tuhan haruslah dibunuh. Dan orang Kristen menolak keras pendapat ini sambil mengatakan bahwa ayat ini ada perikopnya dan tidak bisa dibaca separo-separo.
Maka saya katakan, begitu juga dengan ayat-ayat Alqur’an tidak bisa dibaca hanya sepenggal-sepenggal termasuk Qs. At-Taubah ayat 5 yang sedang kita bahas diatas. Ia pun memiliki perikop di ayat-ayat sebelum dan sesudahnya sebagai penjelasan.
Coba kita simak perlahan dan lepaskan kedegilan dalam hati agar mudah memahaminya.
(Inilah pernyataan) pemutusan hubungan dari Allah dan RasulNya (yang dihadapkan) kepada orang-orang musyrikin yang kamu (kaum muslimin) telah mengadakan perjanjian (dengan mereka). [Qs. At-Taubah : 1]
PENJELASAN : Ayat ini menjelaskan sebuah keadaan bahwa Kaum Muslimin saat itu memiliki sebuah perjanjian damai dengan kaum musyrik. Namun orang-orang musyrik merusak perjanjian tersebut, sehingga Allah memberi keputusan yang harus dilakukan orang-orang Muslim atas perusakan janji yang dilakukan orang Musyrik tersebut.
Kalau ada yang tanya, “darimana keterangan bahwa kaum Musyrik itu merusak perjanjian?”
Maka jawabnya adalah ASBABUN NUZUL, yaitu sebab-sebab sebuah ayat Alqur’an diturunkan. Dan ayat ini diturunkan ketika kaum musyrik Mekah mengingkari perjanjian damai dengan kaum Muslim untuk tidak berperang dan membolehkan Muslim melakukan ibadah Haji di Baitullah.
Maka berjalanlah kamu (kaum musyrikin) di muka bumi selama empat bulan dan ketahuilah bahwa sesungguhnya kamu tidak akan dapat melemahkan Allah, dan sesungguhnya Allah menghinakan orang-orang kafir. [Qs. At-Taubah : 2]
PENJELASAN : Allah melalui Rasulnya memberi jeda waktu empat bulan kepada orang-orang Musyrik untuk kembali menghormati janji damai yang telah mereka buat (lihat ayat 3). Dan jika mereka tidak mau menyadari kesalahannya, maka mereka boleh menyusun kekuatan untuk berperang. Namun hal ini tidak akan membuat lemah Rasul dan orang-orang beriman.
Dan (inilah) suatu permakluman daripada Allah dan Rasul-Nya kepada umat manusia pada hari haji akbar bahwa sesungguhnya Allah dan RasulNya berlepas diri dari orang-orang musyrikin. Kemudian jika kamu (kaum musyrikin) bertobat, maka bertaubat itu lebih baik bagimu; dan jika kamu berpaling, maka ketahuilah bahwa sesungguhnya kamu tidak dapat melemahkan Allah. Dan beritakanlah kepada orang-orang kafir (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih. [Qs. At-Taubah : 3]
PENJELASAN : Dalam ayat ini, Allah tetap menginginkan kaum musyrikin menyadari kesalahannya dan memperbaiki kembali janji damai yang telah dibuat dahulu dengan orang-orang beriman. Hal ini diperjelas oleh ayat 4
kecuali orang-orang musyrikin yang kamu telah mengadakan perjanjian (dengan mereka) dan mereka tidak mengurangi sesuatu pun (dari isi perjanjian)mu dan tidak (pula) mereka membantu seseorang yang memusuhi kamu, maka terhadap mereka itu penuhilah janjinya sampai batas waktunya. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaqwa. [Qs. At-Taubah : 4]
PENJELASAN : Orang-orang Musyrik yang masih menghormati janji damai dan tidak mengkhianatinya maka Allah menyuruh Rasul dan kaum Muslimin agar tetap menjaga janji tersebut hingga batas perjanjian tersebut berakhir.
Apabila sudah habis bulan-bulan Haram itu, maka bunuhlah orang-orang musyrikin itu dimana saja kamu jumpai mereka, dan tangkaplah mereka. Kepunglah mereka dan intailah ditempat pengintaian. Jika mereka bertaubat dan mendirikan sholat dan menunaikan zakat, maka berilah kebebasan kepada mereka untuk berjalan. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi maha Penyayang. [Qs. At-Taubah : 5]
PENJELASAN : Jika waktu 4 bulan yang telah diberikan tersebut tidak juga digubris oleh orang-orang Musyrik, maka Allah menyuruh memerangi meraka hingga mereka bertaubat (menyadari kesalahan mereka) atau masuk Islam. Dan tentu saja konsekuensi dari sebuah peperangan adalah membunuh atau dibunuh oleh lawan.
Jadi, hanya orang-orang dungu saja yang berpikir bahwa Qs. At-Taubah : 5 ini adalah membunuh orang-orang di luar Islam tanpa sebab yang jelas. Alhasil, mereka harus melepaskan dulu kedegilan dalam hati mereka untuk memahami ayat-ayat yang mulia ini.
Jika ada si degil (Kristen) yang masih ngotot dengan pendapatnya “Kenapa harus diperangi, kenapa tidak dikasihi?”.. maka saya jawab, itu adalah pendapat KONYOL. Bukankah Allah sudah memberi waktu 4 bulan kepada orang-orang musyrik untuk memperbaiki keadaan?
Dan kita akan berbicara diluar Islam, dimana kasus kenegaraan pun akan seperti ini. Ingat perjanjian Renville, Perjanjian Linggarjati, Perjanjian Roem-Royen dan setumpuk perjanjian lain yang dibuat misionaris Kristen (Belanda) terhadap Indonesia pada saat perang kemerdekaan Indonesia.
Belanda selalu merusak perjanjian, bukan? Dan jika Indonesia diam tidak melawan pada saat itu, kemungkinan saat ini Indonesia masih dijajah Belanda. Dan hanya orang TOLOL yang memaafkan para pengkhianat macam Belanda yang merusak perjanjian damai. Dan negara manapun, nggak perduli presidennya Kristen ataupun atheis... jika perjanjian damai dikhianati tentu mereka akan mengadakan perlawanan. Orang Kristen degil harus cam kan ini baik-baik.
Dan lihat dialog konyol kasih dengan beberapa debater Kristen di artikel saya ini, jika dia akan di rampok, diganggu atau di serang maka mereka pun akan melawan. Mereka akan bersikap PERSETAN dengan pepatah Yesus untuk mengasihi musuh, jika ditusuk mata kanan maka berikan mata kiri... karena yang jelas, mereka terancam.
Jika kekonyolan ini bisa diterapkan, lalu apa masalahnya dengan orang-orang Islam yang membela diri atas pengkhianatan musuh-musuhnya.
Dan hingga saat ini, saya masih menganggap OMONG KOSONG terhadap teori kasih yang digadang-gadang orang Kristen, karena hakikatnya mereka pun mengenal Kristen dari orang-orang Belanda yang telah menjajah negeri ini selama 350 tahun lamanya. Sangat lucu, tentara-tentara bersalib teriak-teriak kasih tapi peluru berhamburan membantai rakyat negeri ini bukan?
Selamat berpikir cermat...
Allahu ‘alam.
Pada kesempatan kali ini saya akan membahas sebuah ayat yang sering sekali dipenggal oleh debater Kristen untuk memberi kesan bahwa Islam merupakan agama yang tidak memiliki belas kasih, penebar teror, penumpah darah, dll.
Berikut ayatnya :
Apabila sudah habis bulan-bulan Haram itu, maka bunuhlah orang-orang musyrikin itu dimana saja kamu jumpai mereka, dan tangkaplah mereka. Kepunglah mereka dan intailah ditempat pengintaian. Jika mereka bertaubat dan mendirikan sholat dan menunaikan zakat, maka berilah kebebasan kepada mereka untuk berjalan. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi maha Penyayang. [Qs. At-Taubah : 5]
Kesalahan mereka dalam memahami ayat ini adalah terlalu fokus pada kalimat yang saya warnai kuning tersebut, padahal ayat ini tidak berdiri sendiri melainkan memiliki perikop yang saling menjelaskan. Dan tentu saja mencatut ayat dengan cara sepenggal (parsial) bukanlah perbuatan orang yang fair, melainkan cara orang yang LICIK. Saya pun sudah membuktikan, bahwa mereka pun marah jika saya mencatut secara parsial sebuah ayat dari kitab suci mereka seperti contoh berikut :
Akan tetapi semua seteruku ini, yang tidak suka aku menjadi rajanya, bawalah mereka ke mari dan bunuhlah mereka di depan mataku." [Lukas 19 : 27]
Jika ayat ini dibaca sebait ini saja, tentu kita akan berpikir bahwa Yesus menyuruh siapapun yang memusuhinya, yang tidak mengakuinya sebagai Tuhan haruslah dibunuh. Dan orang Kristen menolak keras pendapat ini sambil mengatakan bahwa ayat ini ada perikopnya dan tidak bisa dibaca separo-separo.
Maka saya katakan, begitu juga dengan ayat-ayat Alqur’an tidak bisa dibaca hanya sepenggal-sepenggal termasuk Qs. At-Taubah ayat 5 yang sedang kita bahas diatas. Ia pun memiliki perikop di ayat-ayat sebelum dan sesudahnya sebagai penjelasan.
Coba kita simak perlahan dan lepaskan kedegilan dalam hati agar mudah memahaminya.
(Inilah pernyataan) pemutusan hubungan dari Allah dan RasulNya (yang dihadapkan) kepada orang-orang musyrikin yang kamu (kaum muslimin) telah mengadakan perjanjian (dengan mereka). [Qs. At-Taubah : 1]
PENJELASAN : Ayat ini menjelaskan sebuah keadaan bahwa Kaum Muslimin saat itu memiliki sebuah perjanjian damai dengan kaum musyrik. Namun orang-orang musyrik merusak perjanjian tersebut, sehingga Allah memberi keputusan yang harus dilakukan orang-orang Muslim atas perusakan janji yang dilakukan orang Musyrik tersebut.
Kalau ada yang tanya, “darimana keterangan bahwa kaum Musyrik itu merusak perjanjian?”
Maka jawabnya adalah ASBABUN NUZUL, yaitu sebab-sebab sebuah ayat Alqur’an diturunkan. Dan ayat ini diturunkan ketika kaum musyrik Mekah mengingkari perjanjian damai dengan kaum Muslim untuk tidak berperang dan membolehkan Muslim melakukan ibadah Haji di Baitullah.
Maka berjalanlah kamu (kaum musyrikin) di muka bumi selama empat bulan dan ketahuilah bahwa sesungguhnya kamu tidak akan dapat melemahkan Allah, dan sesungguhnya Allah menghinakan orang-orang kafir. [Qs. At-Taubah : 2]
PENJELASAN : Allah melalui Rasulnya memberi jeda waktu empat bulan kepada orang-orang Musyrik untuk kembali menghormati janji damai yang telah mereka buat (lihat ayat 3). Dan jika mereka tidak mau menyadari kesalahannya, maka mereka boleh menyusun kekuatan untuk berperang. Namun hal ini tidak akan membuat lemah Rasul dan orang-orang beriman.
Dan (inilah) suatu permakluman daripada Allah dan Rasul-Nya kepada umat manusia pada hari haji akbar bahwa sesungguhnya Allah dan RasulNya berlepas diri dari orang-orang musyrikin. Kemudian jika kamu (kaum musyrikin) bertobat, maka bertaubat itu lebih baik bagimu; dan jika kamu berpaling, maka ketahuilah bahwa sesungguhnya kamu tidak dapat melemahkan Allah. Dan beritakanlah kepada orang-orang kafir (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih. [Qs. At-Taubah : 3]
PENJELASAN : Dalam ayat ini, Allah tetap menginginkan kaum musyrikin menyadari kesalahannya dan memperbaiki kembali janji damai yang telah dibuat dahulu dengan orang-orang beriman. Hal ini diperjelas oleh ayat 4
kecuali orang-orang musyrikin yang kamu telah mengadakan perjanjian (dengan mereka) dan mereka tidak mengurangi sesuatu pun (dari isi perjanjian)mu dan tidak (pula) mereka membantu seseorang yang memusuhi kamu, maka terhadap mereka itu penuhilah janjinya sampai batas waktunya. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaqwa. [Qs. At-Taubah : 4]
PENJELASAN : Orang-orang Musyrik yang masih menghormati janji damai dan tidak mengkhianatinya maka Allah menyuruh Rasul dan kaum Muslimin agar tetap menjaga janji tersebut hingga batas perjanjian tersebut berakhir.
Apabila sudah habis bulan-bulan Haram itu, maka bunuhlah orang-orang musyrikin itu dimana saja kamu jumpai mereka, dan tangkaplah mereka. Kepunglah mereka dan intailah ditempat pengintaian. Jika mereka bertaubat dan mendirikan sholat dan menunaikan zakat, maka berilah kebebasan kepada mereka untuk berjalan. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi maha Penyayang. [Qs. At-Taubah : 5]
PENJELASAN : Jika waktu 4 bulan yang telah diberikan tersebut tidak juga digubris oleh orang-orang Musyrik, maka Allah menyuruh memerangi meraka hingga mereka bertaubat (menyadari kesalahan mereka) atau masuk Islam. Dan tentu saja konsekuensi dari sebuah peperangan adalah membunuh atau dibunuh oleh lawan.
Jadi, hanya orang-orang dungu saja yang berpikir bahwa Qs. At-Taubah : 5 ini adalah membunuh orang-orang di luar Islam tanpa sebab yang jelas. Alhasil, mereka harus melepaskan dulu kedegilan dalam hati mereka untuk memahami ayat-ayat yang mulia ini.
Jika ada si degil (Kristen) yang masih ngotot dengan pendapatnya “Kenapa harus diperangi, kenapa tidak dikasihi?”.. maka saya jawab, itu adalah pendapat KONYOL. Bukankah Allah sudah memberi waktu 4 bulan kepada orang-orang musyrik untuk memperbaiki keadaan?
Dan kita akan berbicara diluar Islam, dimana kasus kenegaraan pun akan seperti ini. Ingat perjanjian Renville, Perjanjian Linggarjati, Perjanjian Roem-Royen dan setumpuk perjanjian lain yang dibuat misionaris Kristen (Belanda) terhadap Indonesia pada saat perang kemerdekaan Indonesia.
Belanda selalu merusak perjanjian, bukan? Dan jika Indonesia diam tidak melawan pada saat itu, kemungkinan saat ini Indonesia masih dijajah Belanda. Dan hanya orang TOLOL yang memaafkan para pengkhianat macam Belanda yang merusak perjanjian damai. Dan negara manapun, nggak perduli presidennya Kristen ataupun atheis... jika perjanjian damai dikhianati tentu mereka akan mengadakan perlawanan. Orang Kristen degil harus cam kan ini baik-baik.
Dan lihat dialog konyol kasih dengan beberapa debater Kristen di artikel saya ini, jika dia akan di rampok, diganggu atau di serang maka mereka pun akan melawan. Mereka akan bersikap PERSETAN dengan pepatah Yesus untuk mengasihi musuh, jika ditusuk mata kanan maka berikan mata kiri... karena yang jelas, mereka terancam.
Jika kekonyolan ini bisa diterapkan, lalu apa masalahnya dengan orang-orang Islam yang membela diri atas pengkhianatan musuh-musuhnya.
Dan hingga saat ini, saya masih menganggap OMONG KOSONG terhadap teori kasih yang digadang-gadang orang Kristen, karena hakikatnya mereka pun mengenal Kristen dari orang-orang Belanda yang telah menjajah negeri ini selama 350 tahun lamanya. Sangat lucu, tentara-tentara bersalib teriak-teriak kasih tapi peluru berhamburan membantai rakyat negeri ini bukan?
Selamat berpikir cermat...
Allahu ‘alam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar