Kamis, 19 November 2015

MENJAWAB TUDUHAN KONTRADIKSI AL-QUR'AN (5)

Tidak ada komentar:

21. Salah satu dari 99 Nama dari Allah adalah Maha Benar. Hal ini bertentangan dengan Qs.3:54?

JAWABAN MM : Seharusnya kontradiksi (lawan kata) dari Maha Benar adalah Maha Salah, tapi entah kenapa DK mengajukan teori bahwa Allah Maha Benar kontradiksi dengan ayat berikut,

Orang-orang kafir itu membuat tipu daya, dan Allah membalas tipu daya mereka itu. Dan Allah sebaik-baik pembalas tipu daya. (Qs. Ali Imran : 54)

Sunguh ini sebuah tuduhan yang mengada-ada dan dibuat-buat karena sama sekali tidak berhubungan. Tapi meski demikian, MM akan mencoba menjelaskannya.

Kata "makar" diterjemahkan sebagai "tipu daya" dalam al-Qur’an terjemahan Indonesia sehingga orang-orang kafir Indonesia mengartikan kata ini dengan anggapan bahwa Allah membuat tipuan. Padahal kata makar memiliki arti "siasat untuk menjatuhkan atau mencelakai seseorang yang bersebrangan dengannya". Kalimat ini dalam bahasa Indonesia pernah viral sebagai suatu usaha segelintir atau sekelompok orang untuk menjatuhkan kepala negara (presiden).

Pengertian ayat di atas adalah "orang-orang kafir mengadakan suatu usaha atau siasat untuk memadamkan agama Allah (Islam) dengan berbagai cara, baik secara halus maupun kasar seolah siasat mereka akan sukses tanpa hambatan apapun. Padahal sang pemilik Islam (Allah) tidak pernah tidur, jika orang-orang kafir itu membuat siasat, maka sesungguhnya Allahpun membuat siasat untuk semakin menaikan Islam ke tahaf yang tidak bisa dibendung lagi.

Hari ini kita saksikan sendiri, betapa Eropa dan Amerika mati-matian menyusun siasat agar Islam tidak diterima di negara-negara mereka, di musuhi oleh seluruh penduduk dunia, dengan label-label teroris dan anti kemanusiaaan, tapi faktanya Islam malah semakin tak terbendung perkembangannya di berbagai belahan dunia. Bukankah siasat (makar) Tuhan lebih dahsyat daripada manusia-manusia itu?

Kesimpulan, sejak awal pertanyaannya pun payah dan kentara sekali hanya sekedar mencari-cari kesalahan al-Qur’an sehingga hal yang tidak berhubunganpun dianggap kontradiksi.

 

22. Allah adalah Jalan yang Lurus (Qs.19:36).

Bertentangan dengan: Menyesatkan siapa saja yang dikehendakinya untuk disesatkan (Qs.4:88).

JAWABAN MM : Kita bisa menilai sendiri bahwa tuduhan kontradiksi dalam al-Qur’an adalah tuduhan yang mengada-ada, sebab sejak awal pernyataannya ambigu dan keluar dari konteks yang dikontradiksikan, termasuk ayat ini....

Sesungguhnya Allah adalah Tuhanku dan Tuhanmu, maka sembahIah Dia oleh kamu sekalian. Ini adalah jalan yang lurus. (Qs. Maryam : 36)

Dianggap bertentangan dengan ayat ini...

Barangsiapa yang disesatkan Allah, sekali-kali kamu tidak mendapatkan jalan (untuk memberi petunjuk) kepadanya. (Qs. 4 : 88)

Ayat pertama menjelaskan bahwa jalan yang lurus atau ajaran yang benar adalah mengakui Allah sebagai Tuhan serta menyembahnya. Tidak terdapat kata-kata "Allah adalah jalan yang lurus."

Ayat kedua menjelaskan bahwa Allah maha berkehendak dan kehendaknya itu tidak bisa diintervensi oleh pihak lain sehingga ia bisa memberi petunjuk kepada siapa saja yang dikehendakinya dan menyesatkan siapa saja yang dikehendakinya. Tentu memberi petunjuk dan menyesatkan ini memiliki latar belakang yang masuk akal, bukan karena faktor pilih kasih, sentimen, warna kulit, dan lain sebagainya.

 

23. Allah Maha Kuasa dan Maha Kaya (Qs. 2:20, 263). Allah Maha Kaya lagi Maha Penyantun” (Qs. 2:263)

Bertentangan dengan: Allah ditolong manusia dan meminjami Allah? (Qs. 47:7, 5: 12).

JAWABAN MM : Setiap bahasa memiliki keindahan dan gaya sendiri-sendiri termasuk bahasa Arab yang menjadi bahasa al-Qur’an. Salah satunya adalah idiom, istilah, atau majaz.

Allah Maha Kaya, ini benar! Sebab langit dan bumi adalah miliknya, begitupun apa-apa yang di dalamnya. Lantas kenapa Allah meminta tolong kepada manusia seperti yang tertulis dalam ayat berikut,

Wahai orang-orang yang beriman! Jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu. (Qs. Muhammad : 7)

Ayat di atas merupakan kalimat kias, bukan karena Allah tidak bisa menghancurkan dan memusnahkan musuh-musuhnya dengan api yang diturunkan dari langit, tapi Allah menginginkan kehidupan ini berjalan secara natural sehingga manusia bebas memilih jalannya sendiri-sendiri sesuai kehendaknya, dan setelah itu kelak mereka akan dihisab berdasarkan apa yang tellah mereka kerjakan di dunia.

Karena kehidupan ini harus natural, maka Allah mengutus Musa untuk mendatangi Fir’aun dan mengajaknya supaya beriman. Kenapa Tuhan meminjam tangan Musa? Meminta tolong kepada Musa supaya menemui Fir’aun? Bukankah Tuhan bisa datang sendiri?

Kesimpulan : Kalimat "menolong agama Allah" bukan berarti Allah tidak mampu menjaganya sendiri, tapi kehidupan ini harus berjalan natural. Ketika ada yang merusak agama yang diturunkannya, maka Allah meminta agar orang-orang beriman menjaga kemurnian agama tersebut. Ketika agamanya diperangi oleh orang-orang kafir, maka Ia meminta agar orang-orang beriman mempertahankannya. Padahal bisa saja Ia turun sendiri dan melenyapkan orang-orang kapir tersebut, tapi ini artinya kehidupan tidak berjalan secara natural.

Lalu ayat selanjutnya yang dipermasalahkan DK adalah Allah Maha Kaya, tapi kok meminta pinjaman kepada manusia seperti yang tertulis dalam ayat ini,

Sungguh, jika kamu melaksanakan salat dan menunaikan zakat serta beriman kepada rasul-rasul-Ku dan kamu bantu mereka dan kamu pinjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, pasti akan Aku hapus kesalahan-kesalahanmu, dan pasti akan Aku masukkan ke dalam surga. (Qs. Al-Maidah : 12)

Sekali lagi, ini adalah gaya bahasa yang sama dengan kasus di atas! Kehidupan di atas muka bumi harus berjalan secara natural. Banyak orang-orang miskin yang butuh bantuan dari para dermawan, padahal Allah bisa saja membuat orang-orang miskin itu kaya raya dalam sekejap mata supaya tidak merepotkan orang lain. Tapi ini tentu menyalahi rencananya yang sejak awal disusun, yaitu agar kehidupan di bumi berjalan secara natural.

Oleh sebab itu, Tuhan meminjam tangan orang-orang berharta untuk menolong orang-orang miskin tersebut. Jika ada diantara mereka yang mengulurkan tangan kepada orang-orang miskin itu, maka Allah menganggapnya i sebagai pinjaman yang akan ia bayar dengan harta yang berlipat atau pahala yang besar.

Sebenarnya ini adalah kalimat yang sederhana dan mudah dipahami!

 

24. Allah Maha Mengetahui, bertentangan dengan Allah belum tahu (Qs. 9:16). 

JAWABAN MM : Tidak ada perselisihan diantara orang-orang yang mengakui keberadaan Tuhan, bahwa Tuhan Maha Mengetahui. Lantas kenapa dalam ayat ini ada kalimat bahwa Allah belum mengetahui?

Apakah kamu mengira bahwa kamu akan dibiarkan, sedang Allah belum mengetahui (dalam kenyataan) orang-orang yang berjihad di antara kamu dan tidak mengambil menjadi teman yang setia selain Allah, RasulNya dan orang-orang yang beriman. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. 9:16).

Kira-kira seperti itu yang ingin ditanyakan oleh DK.

Baiklah, MM akan membuat sebuah analogi singkat demikian; seorang anak dengan keyakinan penuh berkata kepada ayahnya bahwa dia bisa mengalahkan ayahnya dalam pertandingan balap motor. Meski si ayah tahu bahwa anaknya seorang pembalap handal, tentu ia akan berkata “Buktikan dulu, baru sesumbar!” Tujuan dari ucapan si Ayah adalah agar anaknya jangan terlalu pede (yakin) sebelum membuktikan apa yang ia ucapkan itu.

Begitulah maksud ayat di atas, bukan bermakna Allah belum atau tidak mengetahui keimanan seseorang, tapi memberi peringatan agar manusia tidak terlalu pede dengan keimanan yang dimiliki sebelum membuktikannya secara real. Dan bukti bahwa Allah Maha Tahu bisa dilihat dalam ujung ayat tersebut sebagai penegasan.

Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. At-Taubah : 16).

 

25. Allah itu Esa (Qs.112:1), bertentangan dengan: Allah itu lebih dari satu batau jamak karena pada banyak ayat bila berfirman kepada nabi-Nya, kepada manusia, kepada malaikat, Allah selalu Menggunakan "KAMI".

JAWABAN MM : Janganlah menyamakan tata bahasa asing dengan tata bahasa Indonesia sebab tidak sepenuhnya sama.

Dalam bahasa Sunda misalnya, kata "urang (saya)" bisa bermakna tunggal, bisa pula bermakna jamak (kita). Bahkan dalam kalimat tertentu, kata "urang" pun bisa bermakna kamu. Seperti, "Kumaha kabarna urang teh euy?" Maka jika diartikan secara leterlek adalah bagaimana kabar saya? Tapi dilapangan pertanyaan ini menjadi memiliki arti "bagaimana kabar anda?"[1]

Begitupun kata nahnu (kami) dalam bahasa Arab, bisa bermakna tunggal dan bisa bermakna jamak, tergantung keperluannya. Dan menurut ahli bahasa yang masyhur, kata nahnu yang berarti kami digunakan untuk pengangugan serta wibawa pengucapnya. Dan poin yang paling penting, kata nahnu (kami) dalam al-Qur’an hanyalah dipermasalahkan oleh orang Indonesia karena dalam bahasa Indonesia kata kami memiliki arti jamak. Di negara Arab pun banyak non-muslim, tapi mereka tidak pernah mempermasalahkan kata ini karena mereka mengerti tata bahasa mereka sendiri.

Jawaban lebih luas silakan klik disini

Allahu alam...



[1] Kalimat ini hanya bisa digunakan kepada orang-orang yang sudah akrab, dan tidak bisa digunakan untuk orang-orang yang lebih tua ataupun yang dihormati.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
back to top