21. Salah satu dari 99 Nama dari Allah adalah Maha
Benar. Hal ini bertentangan dengan Qs.3:54?
JAWABAN MM : Seharusnya kontradiksi (lawan kata) dari Maha Benar
adalah Maha Salah, tapi entah kenapa DK mengajukan teori bahwa Allah Maha Benar
kontradiksi dengan ayat berikut,
Orang-orang kafir itu membuat tipu daya,
dan Allah membalas tipu daya mereka itu. Dan Allah sebaik-baik pembalas tipu
daya. (Qs. Ali Imran : 54)
Sunguh ini sebuah tuduhan yang mengada-ada dan
dibuat-buat karena sama sekali tidak berhubungan. Tapi meski demikian, MM akan
mencoba menjelaskannya.
Kata "makar" diterjemahkan sebagai "tipu
daya" dalam al-Qur’an terjemahan Indonesia sehingga orang-orang kafir
Indonesia mengartikan kata ini dengan anggapan bahwa Allah membuat tipuan.
Padahal kata makar memiliki arti "siasat untuk menjatuhkan atau mencelakai
seseorang yang bersebrangan dengannya". Kalimat ini dalam bahasa Indonesia
pernah viral sebagai suatu usaha segelintir atau sekelompok orang untuk
menjatuhkan kepala negara (presiden).
Pengertian ayat di atas adalah "orang-orang kafir
mengadakan suatu usaha atau siasat untuk memadamkan agama Allah (Islam) dengan
berbagai cara, baik secara halus maupun kasar seolah siasat mereka akan sukses
tanpa hambatan apapun. Padahal sang pemilik Islam (Allah) tidak pernah tidur,
jika orang-orang kafir itu membuat siasat, maka sesungguhnya Allahpun membuat
siasat untuk semakin menaikan Islam ke tahaf yang tidak bisa dibendung lagi.
Hari ini kita saksikan sendiri, betapa Eropa dan
Amerika mati-matian menyusun siasat agar Islam tidak diterima di negara-negara
mereka, di musuhi oleh seluruh penduduk dunia, dengan label-label teroris dan
anti kemanusiaaan, tapi faktanya Islam malah semakin tak terbendung
perkembangannya di berbagai belahan dunia. Bukankah siasat (makar) Tuhan lebih
dahsyat daripada manusia-manusia itu?
Kesimpulan, sejak awal pertanyaannya pun payah dan
kentara sekali hanya sekedar mencari-cari kesalahan al-Qur’an sehingga hal yang
tidak berhubunganpun dianggap kontradiksi.
22. Allah adalah Jalan yang Lurus
(Qs.19:36).
Bertentangan dengan: Menyesatkan siapa saja yang dikehendakinya untuk disesatkan (Qs.4:88).
JAWABAN MM : Kita bisa menilai sendiri bahwa tuduhan
kontradiksi dalam al-Qur’an adalah tuduhan yang mengada-ada, sebab sejak awal
pernyataannya ambigu dan keluar dari konteks yang dikontradiksikan, termasuk
ayat ini....
Sesungguhnya Allah adalah Tuhanku dan
Tuhanmu, maka sembahIah Dia oleh kamu sekalian. Ini adalah jalan yang lurus.
(Qs. Maryam : 36)
Dianggap bertentangan dengan ayat ini...
Barangsiapa yang disesatkan Allah,
sekali-kali kamu tidak mendapatkan jalan (untuk memberi petunjuk) kepadanya.
(Qs. 4 : 88)
Ayat pertama menjelaskan bahwa jalan yang
lurus atau ajaran yang benar adalah mengakui Allah sebagai Tuhan serta
menyembahnya. Tidak terdapat kata-kata "Allah adalah jalan yang lurus."
Ayat kedua menjelaskan bahwa Allah maha
berkehendak dan kehendaknya itu tidak bisa diintervensi oleh pihak lain
sehingga ia bisa memberi petunjuk kepada siapa saja yang dikehendakinya dan
menyesatkan siapa saja yang dikehendakinya. Tentu memberi petunjuk dan
menyesatkan ini memiliki latar belakang yang masuk akal, bukan karena faktor
pilih kasih, sentimen, warna kulit, dan lain sebagainya.
23. Allah Maha Kuasa dan Maha Kaya (Qs. 2:20,
263). Allah Maha Kaya lagi Maha Penyantun” (Qs. 2:263)
Bertentangan dengan: Allah ditolong
manusia dan meminjami Allah? (Qs. 47:7, 5: 12).
JAWABAN MM : Setiap
bahasa memiliki keindahan dan gaya sendiri-sendiri termasuk bahasa Arab yang
menjadi bahasa al-Qur’an. Salah satunya adalah idiom, istilah, atau majaz.
Allah Maha Kaya, ini benar! Sebab langit dan
bumi adalah miliknya, begitupun apa-apa yang di dalamnya. Lantas kenapa Allah
meminta tolong kepada manusia seperti yang tertulis dalam ayat berikut,
Wahai orang-orang yang beriman! Jika kamu
menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.
(Qs. Muhammad : 7)
Ayat di atas merupakan kalimat kias, bukan
karena Allah tidak bisa menghancurkan dan memusnahkan musuh-musuhnya dengan api
yang diturunkan dari langit, tapi Allah menginginkan kehidupan ini berjalan secara
natural sehingga manusia bebas memilih jalannya sendiri-sendiri sesuai
kehendaknya, dan setelah itu kelak mereka akan dihisab berdasarkan apa yang
tellah mereka kerjakan di dunia.
Karena kehidupan ini harus natural, maka
Allah mengutus Musa untuk mendatangi Fir’aun dan mengajaknya supaya beriman.
Kenapa Tuhan meminjam tangan Musa? Meminta tolong kepada Musa supaya menemui
Fir’aun? Bukankah Tuhan bisa datang sendiri?
Kesimpulan : Kalimat "menolong agama
Allah" bukan berarti Allah tidak mampu menjaganya sendiri, tapi kehidupan
ini harus berjalan natural. Ketika ada yang merusak agama yang diturunkannya,
maka Allah meminta agar orang-orang beriman menjaga kemurnian agama tersebut. Ketika
agamanya diperangi oleh orang-orang kafir, maka Ia meminta agar orang-orang
beriman mempertahankannya. Padahal bisa saja Ia turun sendiri dan melenyapkan
orang-orang kapir tersebut, tapi ini artinya kehidupan tidak berjalan secara
natural.
Lalu ayat selanjutnya yang dipermasalahkan DK
adalah Allah Maha Kaya, tapi kok meminta pinjaman kepada manusia seperti yang
tertulis dalam ayat ini,
Sungguh, jika kamu melaksanakan salat dan
menunaikan zakat serta beriman kepada rasul-rasul-Ku dan kamu bantu mereka dan
kamu pinjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, pasti akan Aku hapus
kesalahan-kesalahanmu, dan pasti akan Aku masukkan ke dalam surga. (Qs. Al-Maidah
: 12)
Sekali lagi, ini adalah gaya bahasa yang sama
dengan kasus di atas! Kehidupan di atas muka bumi harus berjalan secara natural.
Banyak orang-orang miskin yang butuh bantuan dari para dermawan, padahal Allah
bisa saja membuat orang-orang miskin itu kaya raya dalam sekejap mata supaya
tidak merepotkan orang lain. Tapi ini tentu menyalahi rencananya yang sejak
awal disusun, yaitu agar kehidupan di bumi berjalan secara natural.
Oleh sebab itu, Tuhan meminjam tangan
orang-orang berharta untuk menolong orang-orang miskin tersebut. Jika ada
diantara mereka yang mengulurkan tangan kepada orang-orang miskin itu, maka
Allah menganggapnya i sebagai pinjaman yang akan ia bayar dengan harta yang
berlipat atau pahala yang besar.
Sebenarnya ini adalah kalimat yang sederhana
dan mudah dipahami!
24. Allah Maha Mengetahui, bertentangan
dengan Allah belum tahu (Qs. 9:16).
JAWABAN MM : Tidak
ada perselisihan diantara orang-orang yang mengakui keberadaan Tuhan, bahwa
Tuhan Maha Mengetahui. Lantas kenapa dalam ayat ini ada kalimat bahwa Allah
belum mengetahui?
Apakah kamu mengira bahwa kamu
akan dibiarkan, sedang Allah belum mengetahui (dalam kenyataan) orang-orang
yang berjihad di antara kamu dan tidak mengambil menjadi teman yang setia
selain Allah, RasulNya dan orang-orang yang beriman. Dan Allah Maha Mengetahui
apa yang kamu kerjakan. (QS. 9:16).
Kira-kira seperti itu yang ingin ditanyakan
oleh DK.
Baiklah, MM akan membuat sebuah analogi
singkat demikian; seorang anak dengan keyakinan penuh berkata kepada ayahnya
bahwa dia bisa mengalahkan ayahnya dalam pertandingan balap motor. Meski si
ayah tahu bahwa anaknya seorang pembalap handal, tentu ia akan berkata
“Buktikan dulu, baru sesumbar!” Tujuan dari ucapan si Ayah adalah agar anaknya
jangan terlalu pede (yakin) sebelum membuktikan apa yang ia ucapkan itu.
Begitulah maksud ayat di atas, bukan bermakna
Allah belum atau tidak mengetahui keimanan seseorang, tapi memberi peringatan
agar manusia tidak terlalu pede dengan keimanan yang dimiliki sebelum
membuktikannya secara real. Dan bukti bahwa Allah Maha Tahu bisa dilihat dalam
ujung ayat tersebut sebagai penegasan.
Dan Allah Maha Mengetahui apa
yang kamu kerjakan. (QS. At-Taubah : 16).
25. Allah
itu Esa (Qs.112:1), bertentangan dengan: Allah itu lebih dari satu batau
jamak karena pada banyak ayat bila berfirman kepada nabi-Nya, kepada manusia,
kepada malaikat, Allah selalu Menggunakan "KAMI".
JAWABAN MM :
Janganlah menyamakan tata bahasa asing dengan tata bahasa Indonesia sebab tidak
sepenuhnya sama.
Dalam bahasa Sunda misalnya, kata
"urang (saya)" bisa bermakna tunggal, bisa pula bermakna jamak (kita).
Bahkan dalam kalimat tertentu, kata "urang" pun bisa bermakna kamu.
Seperti, "Kumaha kabarna urang teh euy?" Maka jika diartikan secara
leterlek adalah bagaimana kabar saya? Tapi dilapangan pertanyaan ini menjadi
memiliki arti "bagaimana kabar anda?"[1]
Begitupun kata nahnu
(kami) dalam bahasa Arab, bisa bermakna tunggal dan bisa bermakna jamak,
tergantung keperluannya. Dan menurut ahli bahasa yang masyhur, kata nahnu
yang berarti kami digunakan untuk pengangugan serta wibawa pengucapnya. Dan
poin yang paling penting, kata nahnu (kami) dalam al-Qur’an hanyalah
dipermasalahkan oleh orang Indonesia karena dalam bahasa Indonesia kata kami
memiliki arti jamak. Di negara Arab pun banyak non-muslim, tapi mereka tidak pernah
mempermasalahkan kata ini karena mereka mengerti tata bahasa mereka sendiri.
Jawaban lebih luas silakan klik disini
Allahu alam...
[1] Kalimat
ini hanya bisa digunakan kepada orang-orang yang sudah akrab, dan tidak bisa
digunakan untuk orang-orang yang lebih tua ataupun yang dihormati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar