Rabu, 22 Juli 2015

BENARKAH RASUL WAFAT DIRACUN?

8 komentar:

Dulu waktu saya masih aktif dialog lintas agama, saya sering mendapatkan pertanyaan : “Benarkah Nabi Muhammad wafat diracun? Kok bisa seorang Nabi tewas dengan cara itu, apakah Tuhan tidak memberitahukan bahwa makanan yang akan disantapnya mengandung racun?”

Hal ini wajar saja dipertanyakan, mengingat banyak hadits-hadits shahih yang menceritakan itu. Namun benarkah Rasulullah wafat akibat diracun? Sahihkah hadits-haditsnya? Saya sudah mengumpulkan hadits-haditsnya disini

Orang Kristen sering mengukur kenabian dan keshalehan seseorang melalui mukjizat-mukjizatnya. Jadi menurut pemahaman mereka, seorang Nabi itu haruslah sakti mandraguna, kebal bacok, terbang di udara, berjalan di atas air dan menghilang seperti kabut tertimpa sinar matahari. Seandainya dia tidak memiliki kesaktian berarti kenabiannya dianggap PALSU. Padahal dalam kitab mereka sendiri (Injil) disebutkan bahwa Nabi-Nabi Palsupun dapat melakukan mukjizat. Kalau begitu apa bedanya mereka dengan Nabi asli jika patokan kenabian sejati diukur dari kesaktiannya?

Sebab Mesias-mesias palsu dan nabi-nabi palsu akan muncul dan mereka akan mengadakan tanda-tanda yang dahsyat dan mujizat-mujizat, sehingga sekiranya mungkin, mereka menyesatkan orang-orang pilihan juga. [Matius 24:24]

Nabi hanyalah manusia biasa seperti kita yang bisa lapar, haus, sakit perut dan lain sebagainya. Yang menjadi pembeda hanyalah “Mereka menerima wahyu dari Tuhan sementara kita tidak”. Hal ini dijelaskan dalam Alqur’an : Katakanlah (Hai Muhammad) : "Bahwasanya aku hanyalah seorang manusia seperti kamu, diwahyukan kepadaku bahwasanya Tuhan kamu adalah Tuhan yang Maha Esa, maka tetaplah pada jalan yang lurus menuju kepadaNya dan mohonlah ampun kepadaNya. Dan kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang mempersekutukan-Nya, (Qs. Fushilaat:6)

Masalah mukjizat pun mereka tidak bisa semaunya melakukan. Contoh : Musa yang tidak bisa membuat ular setiap waktu dari tongkatnya, atau Jesus yang tidak bisa menghidupkan manusia semau hatinya. Jika Jesus bisa menghidupkan orang mati semau hatinya, tentu dia akan menghidupkan orang-orang yang lebih penting ketimbang Lazarus, yaitu Yohanes pembaptis, Musa, daud, dll.

Disamping itu, ada banyak nabi-nabi yang diceritakan oleh alkitab tidak memiliki kesaktian sama sekali seperti Yohanes pembaptis, Ishaq, Yakub, Ibrahim, Samuel, Natan, Daud, Yeremia, Dll. Tapi toh mereka tetap dikatakan seorang Nabi, tidak lantas di sebut sebagai nabi palsu. Bahkan dari beberapa nabi itu tewas secara mengenaskan.

Islam tidak pernah membuat patokan bahwa seorang Nabi haruslah sakti, sebab Islam menilai kenabian seseorang itu bukan berdasarkan kesaktian, tapi berdasarkan Risalah (ajaran) yang mereka bawa. Kalau kesaktian yang jadi ukuran, maka terlalu banyak orang-orang yang bukan nabi bisa melakukan keajaiban-keajaiban.

Berikut data yang digunakan oleh orang-orang Non-Muslim tentang kewafatan Rasulullah oleh Racun. Namun perhatikan baik-baik tulisan yang saya beri warna sebab akan dijelaskan nanti dibawah.

POIN 1. Ibnu Sa'ad, dalam sirah-nya "Kitab al-Tabaqat al-Kabir" V2 p.249 menuliskan : Rasul Allah dan sahabat-sahabatnya makan daging itu. Daging (kambing) itu berkata: “Aku diracuni.” Dia (Muhammad) berkata kepada para sahabatnya, “Tahan tanganmu! Karena daging ini telah mengatakan padaku bahwa dirinya diracuni!” Mereka lalu membuang daging-daging itu dari tangannya, tapi Bishr Ibn Al-Bara mati. Rasulullah meminta dia (wanita Yahudi) dihadapkan kepadanya dan dia bertanya padanya, ”Apa yang membuatmu melakukan hal itu?” Dia menjawab, “Aku ingin tahu apakah kau benar-benar seorang nabi, yang jika memang benar maka racun ini tidak akan mengganggumu, dan jika kau ternyata seorang raja, maka aku akan dapat membebaskan masyarakat dari dirimu. Muhammad mengeluarkan peritah dan dia pun dihukum mati

POIN 2. Ibnu Sa'ad, p.251, 252 : ….Rasulullah menyuruh memanggil Zaynab dan berkata padanya, “Apa yang membuatmu melakukan apa yang kau telah lakukan?” Dia menjawab : “Kau telah lakukan pada masyarakatku apa yang telah kau lakukan. Kau telah membunuh ayahku, pamanku, suamiku, aku berkata pada diriku sendiri, “Jika kau adalah seorang nabi, kaki depan itu akan memberitahumu, dan yang telah berkata, ‘Jika kau seorang raja, kami akan mengenyahkanmu” ..Rasul Allah hidup sampai tiga tahu setelah itu sampai racun itu menyebabkan rasa sakit sehingga ia wafat. Selama sakitnya dia biasa berkata, “Aku tidak pernah berhenti mengamati akibat dari daging (beracun) yang kumakan di Khaibar dan aku menderita beberapa kali (dari akibat racun itu) tapi sekarang kurasa tiba saatnya batang nadiku terputus.”

POINT3. Sahih Bukhari 53:394 ; Dikisahkan oleh Abu Hurairah : …Dia bertanya, ”Apakah kau telah meracuni sup domba ini?” Mereka menjawab, ”Ya”. Dia bertanya, ”Mengapa kau lakukan itu?” Mereka menjawab, “Kami ingin tahu jika kau ini pembohong dan kalau kau memang pembohong, kami akan menyingkirkanmu, dan jika kau memang adalah seorang nabi, maka racun itu tidak akan mempan pada dirimu.”

POINT 4. Tabari v 8, p.123, 124 : Ketika Rasul Allah beristirahat dari pekerjaannya, Zaynab binti al-Harith, istri dari Sallam bin Mishkam, menyajikan baginya sebuah daging domba bakar. Dia telah bertanya sebelumnya bagian domba manakah yang paling disukai Rasul Allah dan diberitahu bagian kaki depannya. Lalu dia membubuhi bagian itu dengan racun, dan dia juga meracuni bagian lainnya. Setelah itu dia menghidangkan daging itu. Ketika daging itu disajikan di hadapan Rasul Allah, dia mengambil bagian kaki depannya dan mengunyah sebagian kecil, tapi tidak ditelannya. Di sebelah dia terdapat Bishr bin al-Bara bin Marur yang seperti Rasulullah juga mengambil bagian daging itu. Akan tetapi Bishr menelan daging itu ketika sang Rasul Allah memuntahkan daging dan berkata, “Tulang ini memberitahu diriku bahwa ia diracuni.” Dia bertanya, “Apa yang membuatmu melakukan ini?” Wanita itu menjawab, “Bagaimana kau telah memperlakukan masyarakatku sudah nyata di hadapanmu. Jadi aku berkata, “Jika dia memang benar-benar nabi, maka dia akan diberitahu; tapi jika dia seorang raja, maka aku akan dapat menyingkirkannya.” Sang Nabi mengampuninya. Bishr mati karena daging yang dimakannya.

TANGGAPAN

Sebenarnya dikalangan umat Islam sendiri ada semacam pro dan kontra akan kesahihan cerita ini sebab sebagian lain yakin bahwa Rasulullah wafat akibat sakit demam yang tinggi seperti Hadis yang diriwayatkan Abdullah bin Masud ra, ia berkata: Aku masuk menemui Rasulullah saw. ketika beliau sedang menderita penyakit demam lalu aku mengusap beliau dengan tanganku dan berkata: Wahai Rasulullah! Sesungguhnya engkau benar-benar terjangkit demam yang sangat parah. Rasulullah saw. bersabda: Ya, sesungguhnya aku juga mengidap demam seperti yang dialami oleh dua orang di antara kamu. (Shahih Muslim)

KEJANGGALAN CERITA

Berikut kejanggalan yang perlu kita perhatikan baik-baik dari point-point yang telah saya tulis diatas.

1. Dalam bentuk apa daging itu dihidangkan pada Rasulullah? A. Sup domba (lihat no. 3) atau B. Domba panggang (Lihat no. 4)?

2. Dengan siapa Rasulullah menyantap daging itu? A. Ramai-ramai dengan para sahabatnya (lihat no. 1) atau B. HANYA dengan Bishri (lihat no.4)

3. Berapa orang yang meracuni nabi? A. hanya Zainab (Lihat no. 4) atau B. Beberapa orang (lihat no. 3) atau C. komplotan Jahudi Khaibar (hadits di bawah nanti)

4. Siapa yang memberitahu nabi bahwa daging itu diracuni? A. Daging itu (lihat no. 1) atau B. Tulang daging itu (lihat no. 4)

5. Apa yang dilakukan Rasul setelah mengetahui bahwa wanita itu nyaris saja membunuh beliau dan para sahabatnya? A. Menghukum mati (Lihat No.1) atau B. Mengampuninya (lihat No. 4)

KEJANGGALAN MENURUT LOGIKA

1. Bagaimana mungkin Rasulullah menerima hadiah makanan dari seorang wanita Yahudi yang tanahnya tengah di perangi dan keluarganya terbunuh? Bukankah ini mengherankan sekaligus mengandung resiko yang sangat fatal pembunuhan melalui racun.

2. Menurut sebagian riwayat Yahudi yang berada di Khaibar adalah dari suku Bani Qainuqa dan Khuraizah yang dulu sempat diusir Rasulullah dari tanah Madinah karena pengkhianatan yang mereka lakukan (bahkan sebagian dihukum mati), jadi sangat tidak masuk akal seorang jendral sekelas Rasulullah tidak memiliki kecurigaan apalagi beliau tahu bahwa ayah dan suami Zainab binti Al-Harits adalah salah sekian dari Yahudi yang dihukum mati di Madinah. 

3. Adanya 2 hadits diatas tentang siapa yang membubuhkan racun itu, apakah Zainab seorang diri ataukah komplotan orang-orang Yahudi? Membuat riwayat ini seperti kabar burung  yang disampaikan oleh orang-orang yang tidak berada di lokasi pada waktu itu (bukan saksi mata). Apalagi dalam sebuah hadits diceritakan bahwa Daging itu diperuntukan untuk Rasulullah dan Abu Bakar, tentu seharusnya Abu Bakarpun mengalami hal yang sama. Lihat di koleksi haditsnya Disini

4. Mungkin ada yang beranggapan bahwa rencana itu dilakukan oleh komplotan Yahudi, sementara Zainab Binti Al-Harits hanyalah pelaksana. Namun, anggapan ini batil mengingat ada 2 hadits yang sangat kontradiksi menceritakan bahwa perempuan ini di maafkan, dan perempuan ini dibunuh. Dan seandainya ini adalah rencana jahat sebuah komplotan, tentu bukan hanya perempuan itu yang dibunuh (diqishash) melainkan seluruh komplotan tersebut. Dan bisa saja, Rasul mengulang kembali kebijakan di Madinah dulu (waktu pengusiran kabilah Qaniuqa dan Khuraizah)  yaitu membunuh semua laki-laki dewasa. Tapi ini tidak dilakukan, membuat cerita ini menggantung.

5. Hadits-hadits diatas bercerita bahwa nabi makan bersama para sahabatnya. Seharusnya, orang yang mengalami efek racun bukan hanya Nabi, melainkan sahabat-sahabat beliau yang ikut dalam perang Khaibar seperti Abu Bakar, Umar, Ustman, Ali, Khalid, dan lain sebagainya. Tapi bagaimana bisa hadits ini hanya menceritakan Nabi saja yang mengalami efek keracunan itu seperti yang dikatakan Anas Bin Malik : “Aku melihat bekas racun itu di anak lidah Rasulullah”

6. Perhatikan no. 2, wanita Jahudi itu berkata :“Jika kau adalah seorang nabi, kaki depan itu akan memberitahumu". Tebak, darimana wanita Jahudi itu punya pikiran konyol seperti itu? Sejak kapan ia mempercayai bahwa sepotong daging bisa berbicara layaknya manusia? Mugkin akan lain ceritanya jika ia berbicara “Tuhan atau Jibril akan memberitahumu”.

6. Perang Khaibar terjadi pada tahun 628 M (tahun ke 7 H) sedangkan Rasulullah wafat tahun 632 M, berarti ada jarak 3-4 tahun beliau hidup setelah memakan racun tersebut (Ingat, beliau tidak sampai menelannya). Dalam masa 3-4 tahun itu beliau hidup normal, menikah, memimpin beberapa peperangan, menaklukkan kota Mekah dan melakukan ibadah haji. Mungkinkah orang keracunan akan melakukan hal-hal seperti ini? 

7. Dalam sebuah hadits, Rasul melakukan bekam jika pengaruh racun itu terasa : Ibnu Abbas menuturkan, “Apabila Rasulullah merasakan sesuatu dari racun itu, beliau melakukan bekam. Suatu kali beliau sedang bepergian, ketika melakukan ihram beliau merasakan pengaruh racun tersebut, lantas beliau berbekam.

Pertanyaannya : Sejak kapan bekam disebut sebagai anti atau penetralisir racun?

Bahkan dalam banyak hadits Rasulullah bersabda bahwa manfaat Habatussauda dan kurma Ajwah adalah sebagai pengobat racun.

Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya habbatus sauda' ini adalah obat dari segala macam penyakit kecuali saam." Aku bertanya; "Apakah saam itu?" beliau menjawab: "Kematian." [Bukari No. 5255]

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa setiap pagi mengkonsumsi tujuh butir kurma 'Ajwah, maka pada hari itu ia akan terhindar dari racun dan sihir." [Bukhari No. 5025]

Abu Hurairah ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Al 'Ajwah bersasal dari surga, di dalamnya mengandung kesembuhan untuk penyakit racun. [Tirmidzi, No. 1992]

Apa sabda nabi tentang khasiat habatusauda dan kurma Ajwah ini sekedar sabda kosong belaka yang ia sendiripun tidak menggunakannya saat mengalami keracunanan?

Bahkan Rasulullah tidak pernah meninggalkan kebiasaan beliau memakan kurma : Aisyah radliallahu 'anha dia berkata; "Keluarga Muhammad tidak pernah makan hingga dua kali dalam sehari melainkan salah satunya dengan makan kurma." [Bukhari, No. 5974]


KESAKSIAN HADITS-HADITS LAIN

Dari Ibn Sa’d halaman 251, 252: Ketika Rasul Allah mengalahkan Khaibar dan dia merasa lapar, Zaynab Bint al-Harith (Bint al-Harith adalah saudara laki-laki Marhab), yang merupakan istri dari Sallam Ibn Mishkam bertanya, “Bagian kambing manakah yang disukai Muhammad?” Mereka berkata, “Kaki depan.” Maka dia pun memotong satu dari kambing-kambingnya dan memasak (dagingnya). Lalu dia membubuhi racun yang sangat kuat. Rasul Allah mengambil kaki depan kambing, dia memasukkan sepotong daging ke dalam mulutnya. Bishr mengambil sepotong tulang dan memasukannya ke dalam mulutnya. Ketika Rasul Allah memakan sepotong daging, Bishr memakan daging kambingnya dan orang-orang lain pun makan daging kambing itu

Lalu Rasul Allah berkata, ”Tahan tangan-tangan kalian! Karena kaki depan kambing ini memberitahuku bahwa ia diracuni. Mendengar itu Bishr berkata, “Demi Dia yang membuatmu besar! Aku ketahui akan hal itu dari daging yang kumakan. Tiada yang mencegahku untuk memuntahkannya, karena aku tidak mau membuat makananmu tampak tidak enak. Ketika kau memakan daging yang tadi ada di mulutmu, aku tidak mau hidup jika kau tidak selamat, dan kukira kau tidak akan memakannya jika memang ada sesuatu yang salah”. 

Bishr tidak beranjak dari tempat duduknya tapi warna kulitnya berubah jadi “taylsan” (warna kain hijau). Rasul Allah menyuruh memanggil Zaynab dan berkata padanya, “Apa yang membuatmu melakukan apa yang kau telah lakukan?”. Dia menjawab, “Kau telah lakukan pada masyarakatku apa yang telah kau lakukan. Kau telah membunuh ayahku, pamanku, suamiku, aku berkata pada diriku sendiri, ‘Jika kau adalah seorang nabi, kaki depan itu akan memberitahumu, dan yang telah berkata, Jika kau seorang raja, kami akan mengenyahkanmu.”

Dari Sirah yang ditulis Ibnu Sa’ad ini justru malah membuat cerita semakin janggal. Diantaranya :

1. Dan orang-orang lain pun makan daging kambing itu. Artinya, tentu orang yang mengalami efek racun bukan hanya Rasulullah dan Bisyr, tapi akan ada banyak sahabat lain yang roboh atau mengalami radang tenggorokan selama 3 tahun seperti yang dialami oleh Rasulullah. Namun ribuan hadits dan puluhan Sirah Nabawiyah tidak terdapat seorangpun sahabat yang ikut perang Khaibar memiliki efek racun tersebut.

2. Bishr berkata, ”Demi Dia yang membuatmu besar! Aku ketahui akan hal itu dari daging yang kumakan. Tiada yang mencegahku untuk memuntahkannya, karena aku tidak mau membuat makananmu tampak tidak enak. Ketika kau memakan daging yang tadi ada di mulutmu, aku tidak mau hidup jika kau tidak selamat, dan kukira kau tidak akan memakannya jika memang ada sesuatu yang salah.”

Menurut saya, ini adalah ALASAN YANG SANGAT ANEH... kecintaan seorang sahabat kepada Nabi itu melebihi kecintaannya kepada diri sendiri, ini terbukti dari banyaknya sahabat yang pasang badan ketika Rasulullah dihujani panah, atau diancam agar keluar dari Islam.

Bishri tau bahwa daging itu beracun tapi tidak mau memuntahkannya dengan alasan “Tidak mau merusak selera makan rasulullah”. Jika benar Bishri berkata seperti itu, berarti dia menginginkan Nabi dan semua sahabatnya ikut mati. Tapi dilihat dari ucapan selanjutnya yang mengatakan bahwa Tidak ingin nabi mati, seharusnya Bishri yang lebih dulu mengatakan : Tahan tangan-tangan kalian karna daging ini beracun…

3. Milihat Bishri yang mati di tempat dengan warna kulit yang berubah menjadi hijau, tentu racun itu sangat mematikan, jangankan di telan banyak, tercampur liur sedikitpun pasti akan fatal akibatnya. Sayang sahabat yang ternyata dikatakan makan daging itu, tidak ada yang sepeti Bishri mati ditempat atau tidak ada yang mengeluh sakit seperti nabi dan wafat 1-4 tahun kemudian.Dan TERAMAT sayang, ketika Rasulullah wafat, jasadnyapun tidak pernah diceritakan berwarna hijau atau lebam akibat racun bahkan tidak ada riwayat bahwa mulut Rasul mengeluarkan busa layaknya orang yang terkena racun.

4. Racun itu membuat kulit Bisyr berwarna hijau. Pertanyaan saya, “Racun apa yang ada di dunia baik saat itu maupun saat ini yang bisa membunuh manusia sepersekian menit dengan meninggalkan tanda hijau di tubuh pemakannya?

Arsenik yang dikenal racun terkuat saat ini pun, dahulu belum ditemukan dan tidak memiliki efek sesadis itu (menghijaukan tubuh).

Dari Abu Hurairah ra, dia berkata: Ketika Khaibar telah dibuka (ditaklukkan), Nabi saw diberi hadiah yang daging kambing yang beracun. Lalu Nabi saw bersabda: “Kumpulkanlah kepadaku orang-orang Yahudi di sini”. Maka mereka dikumpulkan kepada beliau, dan beliau bersabda: “Aku hendak bertanya kepada kalian tentang sesuatu, apakah kalian akan berjujur kepadaku?” …  Mereka menjawab: “Ya wahai Ayah Qasim.” Beliau bersabda: “Apakah kalian meletakkan racun pada daging kambing ini?” Mereka menjawab: “Ya”. Beliau bersabda: “Apakah yang mendorong kalian melakukan demikian?” Mereka berkata: “Kami menghendaki, apabila engkau seorang pendusta (bukan nabi) maka kami lega (oleh kematian Nabi), dan apabila engkau seorang nabi maka tidaklah itu membahayakan bagi engkau.” (HR. Bukhari)

Ada beberapa hadits serupa ini, lebih menggambarkan Nabi menerima hadiah tersebut namun belum memakannya sama sekali karena beliau telah duluan tahu bahwa hadiahnya itu beracun. Dan saya beranggapan bahwa ini cerita paling shahih dibanding riwayat lain yang juga dianggap shahih. Alasannya adalah “KE-TIDAK ADA-AN” sahabat lain (apalagi sahabat mashyur) yang memakan daging itu mengalami nasib seperti Bisyr atau rusak tenggorokan seperti Nabi. Allahu ‘alam

Bagi muslim, tidak ada yang mempermasalahkan bagaimana Rasulullah meninggal sebab beliau manusia biasa seperti kita yang bisa saja wafat dengan cara apapun, sebab Aqidah muslim adalah TIDAK pernah menuhankan Nabi Muhammad.

Alqur’an sendiri memberi peringatan pada kita : “Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul, sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang rasul. Apakah Jika dia wafat atau dibunuh kamu berbalik ke belakang (murtad)? Barangsiapa yang berbalik ke belakang, maka ia tidak dapat mendatangkan mudharat kepada Allah sedikitpun, dan Allah akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur. (Qs. Ali Imran : 144)

Allahu ‘alam....




8 komentar:

  1. Dari kisah-kisah itu Nampak bahwa peritiwanya ada dan terjadi. Sedangkan kejanggalan2 tsb tidak bias diterima karena rencana peracunan nabi pasti sudah dipersiapkan dengan matang sebelumnya sehingga yg melakukannya adalah wanita; racun sudah disiapkan. Kondisi saat itu nabi dalam keadaan lapar & bias saja tidak menyangka akan diracun. Sedangkan perkataan wanita bahwa dia hanya menguji nabi; adalah upaya wanita tsb untuk mencoba melepaskan diri saja. Daging yg berbicara hanya halusinasi nabi saja yg saat itu rasa dagingnya agak aneh. Terbukti dari bekasnya di lidah. Seolah2 daging berbicara tetapi indra perasanya yg memberi tahu. Seperti orang2 Kristen karismatik kalau ngomong selalu seperti itu. Umur nabi yg baru 63 tahun lebih mungkin diakibatkan komplikasi penyakit akibat racun itu daripada mati karena usia.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya sudah paparkan dengan panjang diatas mengenai ketiadaan sahabat2 utama nabi disisi beliau seperti : Abu Bakar, Umar, Utsman dan Ali.. menjadi kejanggalan tersendiri.

      Lalu banyak sahabat yang ikut memakan, namun kenapa hanya Bisyr yg mati? kenapa hanya nabi yg memiliki bekas racun itu sementara sahabat-sahabat yang dikatakan ikut makan tidak pernah ada cerita mengalami nasib yang sama.

      Hapus
  2. Zaynab Bint al-Harith (Bint al-Harith adalah saudara laki-laki Marhab), yang merupakan istri dari Sallam Ibn Mishkam bertanya, “Bagian kambing manakah yang disukai Muhammad?” Mereka berkata, “Kaki depan.” Maka dia pun memotong satu dari kambing-kambingnya dan memasak (dagingnya). Lalu dia membubuhi racun yang sangat kuat.

    Kenapa Zaynab bertanya "bagian manakah yang disukai Muhammad?" Ini bertujuan untuk memberikan racun HANYA pada bagian kaki depan nya. Dan sahabat Rasul pasti akan menyerahkan kaki depan nya kepada Muhammad.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Analisa anda bisa saja benar, tapi jika menilik hadits-hadits lain, nabi tidak pernah makan sendirian.. apa yang dia makan, pasti yang sahabat makan. dan satu hal, tradisi makan nabi tidak seperti kita yang tiap orang menggunakan satu piring.... tapi dalam sebuah nampan besar yang dikelilingi banyak orang. dengan kata lain, tradisi makan nabi adalah ramai-ramai dalam satu wadah.

      Jangan lupa, Bisr dikabarkan mencolek daging paha itu duluan... artinya, tidak ada pengkhususan daging itu untuk nabi sebab siapapun bisa mengambilnya.

      Hapus
  3. 3. Adanya 2 hadits diatas tentang siapa yang membubuhkan racun itu, apakah Zainab seorang diri ataukah komplotan orang-orang Yahudi? Membuat riwayat ini seperti "KABAR BURUNG" yang disampaikan oleh "ORANG-ORANG" yang "TIDAK" berada di lokasi pada waktu itu ("BUKAN SAKSI MATA"). Apalagi dalam sebuah hadits diceritakan bahwa Daging itu diperuntukan untuk Rasulullah dan Abu Bakar, tentu seharusnya Abu Bakarpun mengalami hal yang sama. Lihat di koleksi haditsnya.....
    SAMA HALNYA DENGAN ORANG-ORANG YG MENJADI SAKSI AHOK, SEBENARNYA BUKA SAKSI MATA, MEREKA ADALAH ORANG-ORANG YG TIDAK BERADA DILOKASI PADA WAKTU ITU, TAPI TOH DITERIMA OLEH HAKIM.
    JADI IMTINYA TULISAN ITU BETUL WALAUPUN ADA SEDIKIT KONTRADIKSI, NAMUN KESAMAANNYA ADALAH NABI DIRACUN DAN MENINGGAL 3TH KEMUDIAN DG TUBUH DEMAM (EFEK DARI RACUN TSB)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sudah saya paparkan betapa kacaunya kontradiksi itu... Efek racun dari 3 tahun lalu sangat mencurigakan, apalagi jenis racun yang ketika dimakan langsung mati seperti kasus Bisr... dan muka berubah menjadi sekian sekian.... hingga detik ini belum ada racun yg bila dikonsumsi secuil bisa memberi efek fatal seperti yg dialami Bisr. Jika dunia modern saja belum bisa membuat racun begitu dahsyatnya, apa racun dulu sedemikian hebatnya? Jenis racun apa?

      Hapus
  4. menurut saya bisa saja cerita ini benar.. knp?
    mengingat muhammad adalah orang yang kuat, kekuatannya sama dengan kekuatan 30 orang. wajar jika racun tidak langsung membunuhnya.
    tetapi berdasarkan pemaparan diatas sepertinya menunjukan memang muhammad mati karena racun.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Muhammad memiliki kekuatan 30 orang ini harus memiliki dalil. Beliau sama saja dengan manusia pada umumnya, sakit, terluka, dan mati.

      Riwayat di atas justru memeprtanyakan kebenarannya

      Hapus

 
back to top