Kamis, 09 Juli 2015

HADITS DHAIF TENTANG TAWASUL

Tidak ada komentar:



Hadits yang berbunyi:

تَوسَّلوا بجاهي فإنَّ جاهي عندَ اللهِ عظيمٌ

Bertawassul-lah dengan kedudukanku, karena kedudukanku sangat agung di sisi Allah

DERAJAT HADITS

Hadit sini tidak ada asal-usulnya. Hal ini sebagaimana ditegaskan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dalam Al-Qa’idah Al Jalilah.

Syaikh Al Albani berkata: “Tidak diragukan lagi bahwa kedudukan Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam itu sangat tinggi di sisi Allah. Allah Ta’ala telah mensifati Nabi Musa dengan firman-Nya:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَكُونُوا كَالَّذِينَ آذَوْا مُوسَى فَبَرَّأَهُ اللَّهُ مِمَّا قَالُوا وَكَانَ عِنْدَ اللَّهِ وَجِيهًا

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menjadi seperti orang-orang yang menyakiti Musa; maka Allah membersihkannya dari tuduhan-tuduhan yang mereka katakan. Dan adalah dia seorang yang mempunyai kedudukan terhormat di sisi Allah (QS. Al Ahzab: 69)

Padahal kita ketahui bersama bahwa Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi Wasallam lebih mulia dari Nabi Musa. Dari sini maka beliau Shallallahu’alaihi Wasallam pasti lebih mulia daripada Nabi Musa sisi Allah. Namun antara hal ini dengan masalah tawasul itu beda pembahasan. Tidak boleh untuk dicampur-adukkan sebagaimana yang dilakukan oleh sebagian orang. Karena orang yang bertawassul dengan kedudukan Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi Wasallam mereka bertujuan agar doanya semakin terkabulkan. Sedangkan semacam ini termasuk perkara yang tidak mungkin di ketahui dengan akal belaka, karena termasuk perkara gaib yang tidak bisa diketahui dengan akal belaka. Harus ada dalil shahih yang bisa dijadikan sebagai sebuah hujjah, dan hal itu tidak bisa ditemukan di sini” (lihat Silsilah Adh Dha’ifah, 22)

[Dikutip dari buku “Hadits Lemah dan Palsu Yang Populer Di Indonesia“, karya Ust. Ahmad Sabiq, hal 263]

Banyak ustadz yang mempopulerkan hadits ini dengan hanya mengatakan : “Hadits Nabi” atau “Hadits Shahih” sambil tidak mengatakan riwayat siapa, apalagi rawi sanad dan nomor-nya sehingga banyak umat yang makin meyakini bahwa “meminta dengan perantara nabi yang sudah wafat” adalah amal ibadah yang tuntunannya sangat dianjurkan.

Sudah menjadi kewajiban para ustadz dan juru ceramah untuk meneruskan risalah nabi agar umat menjadi lebih mengerti tentang Islam, tapi tentu dengan ajaran-ajaran yang shahih.

Allahu ‘alam...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
back to top